Politikus AS yang Rencanakan Kudeta di Negara Lain Harus Dihukum

2022-07-15 14:45:59  


Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton pada hari Selasa lalu (12/6) kepada media AS mengakui bahwa dirinya pernah membantu dan merencanakan kudeta di negara lain. Pernyataannya tersebut menunjukkan bahwa AS adalah musuh terbesar demokrasi.

Sebenarnya, AS yang merencanakan kudeta di negara lain dengan berperan sebagai ‘polisi dunia’ bukan rahasia lagi. Mereka menjuluki diri sebagai pembela HAM, mengabaikan hukum internasional dan prinsip dasar hubungan internasional, berpendapat yakin bahwa mengintervensi urusan intern negara lain dan menggulingkan pemerintahannya adalah hal yang wajar.

Dilihat dari sejarah gelap AS yang suka mengintervensi urusan intern negara lain dapat terlihat bahwa cara biasa yang dipakai oleh politikus AS untuk merencanakan kudeta di negara lain ada beberapa macam, yaitu melancarkan peperangan, mengerahkan militernya untuk menghancurkan negara lain, atau merencanakan ‘revolusi warna’, menghasut kekacauan sosial untuk menggulingkan pemerintahan negara lain, atau melancarkan ‘perang proksi’, salah satu tujuannya adalah untuk menumbangkan kekuasaan negara lain. Akibat dari tindakan-tindakan tersebut tidak hanya membuat negara-negara targetnya jatuh ke dalam kekacauan perang dan kemiskinan, tapi juga mendatangkan banyak faktor ketidakpastian bagi situasi regional.

Jika AS adalah sumber kekacauan dunia, maka politikus-politikus seperti John Bolton justru adalah pembuat dan pengirim kekacauan perang kepada luar negeri. Tangan mereka yang berlumuran darah rakyat negara lain harus menerima investigasi dan pengadilan dari lembaga terkait PBB serta menerima hukuman berdasarkan hukum. Apa yang mereka sebut sebagai pengalaman adalah fakta tak terbantahkan!