Kemenlu Tiongkok Kritik AS Terbiasa Mendalangi Kudeta di Negara Lain

2022-07-19 10:59:20  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam konferensi pers hari Senin kemarin (18/7) menjawab pertanyaan wartawan terkait wacana mantan penasihat keamanan nasional AS John Robert Bolton yang mengakui dirinya pernah terlibat dalam perencanaan kudeta di negara lain.

Wang Wenbin mengatakan, mantan pejabat tinggi tersebut menunjukkan sikap yang terang-terangan dan sangat sombong ketika menyinggung pengalamannya mendalangi kudeta di negara lain. Hal ini menyatakan bahwa melakukan subversi di negara lain sudah berakar sedalam-dalamnya dalam politik luar negeri AS.

Wang Wenbin mengatakan, Profesor Muda Universitas Boston AS, Lindsey A O'Rourke menulis dalam bukunya yang berjudul Covert Regime Change : America's Secret Cold War, dalam waktu 42 tahun antara 1947 sampai 1989, AS telah secara rahasia melakukan 64 kali aksi penggulingan kekuasaan dan 6 kali aksi subversi secara terbuka. Seusai perang dingin, AS belum juga menghentikan aksinya serupa. Selama bertahun-tahun ini, AS telah merencanakan pergolakan situasi politik di Amerika Latin, melakukan pergolakan politik di Timur Tengah yakni ‘musim semi Arab’ serta ‘revolusi warna’ di kawasan Eurasia. Pejabat tinggi AS bahkan langsung turun ke jalan untuk mendukung pihak oposisi di negara lain melancarkan konfrontasi politik melawan pemerintah sah. Dari ujaran Bolton tersebut terungkaplah wajah asli AS yang sudah terbiasa melakukan intervensi dan subversi di negara lain walaupun dirinya selalu menggembar-gemborkan ‘ketertiban internasional yang berbasis peraturan’. Apa yang disebut ‘peraturan’ maupun ‘ketertiban’ tak pelak lagi selalu dilindungi dan dijaga sekuat tenaga oleh Bolton dan sesamanya, akan tetapi mutlak tidak bisa diterima oleh rakyat sedunia.