Apa Risikonya Pembuangan Limbah Nuklir Sejuta Ton Jepang?

2022-07-23 14:21:56  

Pada hari Jumat kemarin(22/7), Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) secara resmi menyetujui rencana pembuangan air limbah nuklir PLTN Fukushima ke laut yang diajukan oleh Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO). Pada bulan April tahun lalu, pemerintah Jepang memutuskan untuk membuang limbah nuklir 1,3 juta ton pltn Fukushima yang telah disaring dan diencerkan ke laut. Laut adalah tempat lahirnya jiwa di bumi dan kalau limbah nuklir sejuta ton dibuang ke laut, apakah risikonya terhadap laut bahkan manusia?

Limbah nuklir itu adalah air pendingin reaktor setelah terjadinya insiden PLTN Fukushima. Selain itu, masih terus ada air hujan dan air bawah tanah yang mengalir masuk. Untuk menghibur masyarakat internasional , pihak Jepang berupaya mengklaim apa yang disebutnya keamanan pembuangan. Pemerintah Jepang dan TEPCO menyatakan, sarana penyaringan dapat menyaring 62 materi radioaktif, tapi tritium sulit disaring dari air.

Menurut data terbuka, kalau manusia terus ekspos dalam radiasi tritium, itu akan mengakibatkan kematian sel dan terusaknya DNA. Apalagi, efek riil sarana penyaringan itu tidak begitu ideal seperti yang diklaimnya. Terhitung sampai bulan Maret tahun 2020, 70 persen air polusi nuklir yang telah diproses dengan sarana itu melampaui standar pembuangan.

Air polusi nuklir itu begitu dibuang ke laut tidak saja akan mencemari perairan di dekat Fukushima dan juga akan mendampak perairan negara-negara tetangga bahkan mendatangkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup laut seluruh dunia. Lembaga penelitian ilmiah maritime Jerman menunjukkan, di pesisir Fukushima ada arus yang paling kencang di seluruh dunia. Dalam waktu 57 hari sejak pembuangan, bahan radioaktif akan diperluas ke separoh lebih perairan Pasifik, 3 tahun kemudian, AS dan Kanada akan mengalami dampak polusi nuklir dan 10 tahun kemudian itu akan menyebar ke perairan seluruh dunia bahkan mendampak migrasi ikan, perikanan kelautan, kesehatan manusia, keamanan ekologi di seluruh dunia, dan sulit diramalkan ancaman laten terhadap masyarakat manusia serta lingkungan ekologis maritim.