Xi Jinping dengan Empat ‘Satu’ Indonesia

2022-07-25 14:07:03  



Atas undangan Presiden Xi Jinping, Presiden Indonesia Joko Widodo mengadakan kunjungan ke Tiongkok pada tanggal 25-26 Juli. Presiden Jokowi adalah presiden pertama yang mengunjungi Tiongkok pasca Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, hal ini memanifestasikan ketinggian strategis hubungan persahabatan Tiongkok-Indonesia, kunjungan Jokowi kali ini pun akan memberikan daya penggerak yang kuat bagi pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia.

Pertukaran bersahabat antara Tiongkok dan Indonesia bersejarah panjang. Beberapa tahun terakhir ini, di bawah pimpinan dan dorongan kedua kepala negara, hubungan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara terus berkembang. Selama periode ini, sebuah inisiatif, sebuah semangat, sebuah kereta api dan sebuah persetujuan tidak hanya menjadi koordinat penting bagi perkembangan hubungan Tiongkok-Indonesia, tapi juga menjadi dasar dan standar bagi hubungan kedua negara yang stabil dan berjangka panjang di masa depan.

Sebuah Inisiatif

Pada tanggal 3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengajukan inisiatif pembangunan bersama ‘Jalur Sutra Maritim Abad ke-21’ dalam parlemen Indonesia. Beliau mengatakan, sejak dahulu kala, Asia Tenggara adalah pusat penting dari Jalur Sutra Maritim, Tiongkok bersedia meningkatkan kerja sama maritim dengan negara-negara anggota ASEAN, menggunakan dana kerja sama maritim Tiongkok-ASEAN yang dibentuk oleh pemerintah Tiongkok dengan baik, mengembangkan hubungan kemitraan kerja sama maritim dengan baik, dan bersama-sama membangun Jalur Sutra Maritim abad ke-21. Sebagai bagian penting dari inisiatif Sabuk dan Jalan, selama lebih dari 8 tahun sejak inisiatif pembangunan bersama Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 diajukan, Indonesia telah melakukan penyinergian erat antara strategi pembangunannya sendiri dengan inisiatif tersebut dan meningkatkan level interkonektivitas infrastruktur negara, sehingga kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok di bidang-bidang lain termasuk sumber energi mencapai perkembangan positif. Sejauh ini, Tiongkok adalah mitra perdagangan terbesar dan negara sumber investasi terbesar Indonesia.

 

Sebuah Semangat

Pada tanggal 24 April 2015, para pemimpin berbagai negara datang ke ‘kota Asia-Afrika’ Bandung, untuk menghadiri kegiatan peringatan genap 60 tahun Konferensi Bandung.

Pada pukul 9.00 pagi, hampir 100 orang pemimpin dan wakil dari berbagai negara berangkat dari Hotel Savoy Homann yang dibangun pada abad ke-19, menuju ke Gedung Merdeka melalui Jalan Asia-Afrika. Presiden Tiongkok Xi Jinping dan istrinya Peng Liyuan serta Presiden Jokowi beserta istri berjalan di paling depan dan melambaikan tangannya kepada kerumunan masyarakat yang ada di kedua sisi jalan.

Adegan ini sama seperti Bandung pada tanggal 18 April tahun 1955.

Pada pukul 9.00 pagi, para pemimpin dan wakil dari 29 negara Asia dan Afrika, termasuk Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai juga berjalan di sepanjang Jalan Asia-Afrika menuju Gedung Merdeka, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang pertama. Di depan sidang tersebut, delegasi Tiongkok mengajukan konsep untuk mencari persamaan di antara perbedaan, mempersatukan Asia-Afrika, bersahabat dan bekerja sama, membuka lembaran baru sejarah dunia. Perjalanan bersejarah tersebut juga menjadi simbol negara-negara Asia-Afrika yang bergotong royong dan senasib sepenanggungan menuju masa depan.

Pada tanggal 22 April 2015 pagi, atas permintaan Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Tiongkok Xi Jinping dipersilakan untuk menyampaikan pidato pentingnya di Balai Pertemuan Jakarta. Dia menekankan bahwa di bawah situasi baru, Semangat Bandung masih mempunyai daya hidup yang kuat. Hendaknya menjunjung Semangat Bandung dan terus memberikan makna era baru ke dalamnya. Pemimpin tertinggi Tiongkok juga mengajukan 3 usulan untuk memperdalam kerja sama Asia-Afrika, memperluas kerja sama Selatan-selatan, dan mendorong kerja sama Selatan-Utara, memberikan makna baru bagi Semangat Bandung dan menunjukkan arah baru bagi masa depan Asia-Afrika.

 

Sebuah Kereta Api

Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menyambungkan ibu kota RI Jakarta dan kota Bandung yang merupakan kota terbesar keempat di Indonesia, dibangun dengan panjang sekitar 142 km dan kecepatan tertinggi mencapai 350 km per jam. Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan kereta cepat Tiongkok ‘pertama’ yang diekspor ke luar negeri dengan seluruh sistem, elemen dan rantai produksi dari Tiongkok, juga merupakan kereta cepat pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung dianggap sebagai hasil penting yang dicapai dari penyinergian strategi pembangunan kedua negara di bawah dorongan langsung pemimpin Tiongkok dan Indonesia. Presiden Xi Jinping dalam surat ucapan selamatnya kepada Presiden Joko Widodo ketika pengerjaan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung resmi dimulai pada bulan Januari 2016 menunjukkan, pelaksanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah menciptakan  rekor baru kerja sama pragmatis Tiongkok dan Indonesia, dan akan menjadi patokan baru kerja sama kedua negara di berbagai bidang khususnya pembangunan infrastruktur dan kapasitas produksi. Sementara itu, dalam pembicaraan telepon dengan Jokowi pada 20 April 2021, Presiden Xi kembali menunjukkan, kedua pihak hendaknya terus mendorong kerja sama pembangunan proyek infrastruktur seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan lain sebagainya.

Sejauh ini, 91% lebih konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah dirampungkan, di antaranya 13 terowongan telah dirampungkan.

 

Satu Persetujuan

Pada tahun 2011, Indonesia yang menjabat sebagai negara ketua bergilir ASEAN untuk pertama kalinya mengajukan inisiatif ‘Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional’ (RCEP). Pada tanggal 15 November 2020, 10 negara anggota ASEAN termasuk Indonesia secara resmi menandatangani RCEP dengan Tiongkok, Jepang, Korsel, Australia dan Selandia Baru. Pada tanggal 1 Januari 2022, RCEP secara resmi diberlakukan.

Saat ini, RCEP mempunyai 15 negara anggota, jumlah populasi, volume ekonomi dan jumlah total perdagangannya menduduki sekitar 30% dari jumlah total dunia. Menurut perjanjian, pada akhirnya, 90% lebih perdagangan dalam regional akan mewujudkan ‘tarif nol’. Sementara itu, perjanjian juga membentuk aturan yang sama dalam aturan tempat asal, prosedur kepabeanan, pemeriksaan dan karantina, tingkat fasilitasi perdagangan intra-regional lebih lanjut ditingkatkan.

Dalam upacara pembukaan Forum Aisa Bo’ao Tahunan 2022, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyatakan bahwa kerja sama saling menguntungkan adalah jalan satu-satunya pembangunan Asia. RCEP telah resmi diberlakukan, jalur Kereta Api Tiongkok-Laos telah dioperasikan, hal ini secara efektif meningkatkan konektivitas keras dan lunak regional. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, mendorong Asia membentuk pasar yang lebih terbuka, dan mendorong kerja sama Asia yang saling menguntungkan telah melangkah ke tahap yang baru