Kemenhan Tiongkok: Isi ‘Buku Putih Pertahanan Jepang 2022’ Terkait Tiongkok Penuh Prasangka

2022-07-26 16:21:33  

Pemerintah Jepang meluluskan ‘Buku Putih Pertahanan Jepang Edisi Tahun 2022’ pada tanggal 22 Juli yang lalu, dan mengklaim kebijakan pertahanan dan pembangunan militer Tiongkok ‘kurang transparan’, berniat untuk mengubah status quo di Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan secara sepihak. Sementara itu, buku putih juga menambahkan sejumlah hal terkait Taiwan. Mengenai hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Wu Qian mengatakan, isi ‘Buku Putih Pertahanan Jepang Edisi Tahun 2022’ terkait Tiongkok tidak mempedulikan kenyataan dan penuh dengan prasangka, sembarangan memfitnah pembangunan pertahanan dan militer, serta kegiatan militer normal Tiongkok, sengaja menggembar-gemborkan apa yang disebut sebagai ‘ancaman militer Tiongkok’, serta dengan kasar mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok dan menciptakan ketegangan situasi di kawasan. Tiongkok sangat kecewa dan menentang tegas hal tersebut, dan telah mengajukan teguran serius kepada pihak Jepang. 

Tiongkok dengan teguh menempuh jalan pembangunan damai, melaksanakan kebijakan pertahanan defensif dan strategi militer pertahanan aktif. Tiongkok meningkatkan pertahanan dan pembangunan militernya dengan tujuan mempertahankan kedaulatan negara, keamanan dan kepentingan pembangunannya, serta menyediakan produk keamanan publik kepada masyarakat internasional. Sejarah telah dan akan terus membuktikan, tentara Tiongkok selalu menjadi kekuatan tegas pemelihara perdamaian dunia. Sebaliknya, Jepang bukannya introspeksi terhadap sejarahnya, malah selalu berbicara tentang Tiongkok, berupaya mengamandemen konstitusi perdamaian, meningkatkan anggaran pertahanan, mengembangkan kekuatan agresifnya, dan berniat menerobos tatanan internasional pasca perang, semua itu menimbulkan perhatian serius dan kewaspadaan tinggi masyarakat internasional termasuk Tiongkok. 

Masalah Taiwan sepenuhnya adalah urusan dalam negeri Tiongkok, tidak boleh dicampuri oleh kekuatan luar manapun. Rakyat kedua tepi Selat tak akan pernah lupa bahwa Jepang pernah secara paksa menduduki Taiwan melalui perang agresi, kejahatan penjajahannya tak terhitungkan lagi, pihaknya memiliki dosa historis yang tak dapat terelakkan terhadap rakyat Tiongkok. Jepang mengintervensi masalah Taiwan melalui Buku Putih Pertahanannya, dengan serius melanggar patokan dasar hubungan internasional, melanggar komitmen serius yang diberikan Jepang kepada Tiongkok mengenai masalah Taiwan, merugikan dasar politik hubungan Tiongkok-Jepang, dan memperburuk situasi kawasan Selat Taiwan, tindakan tersebut sepenuhnya salah dan sangat berbahaya. Pulau Diaoyu serta Kepulauan di sekitarnya adalah wilayah tetap Tiongkok sejak lama. Patroli yang dilakukan Tiongkok di perairan Pulau Diaoyu sah dan adil, Jepang tidak berhak berbicara sembarangan dalam masalah ini. Tiongkok memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan terhadap Pulau Diaoyu serta perairan di sekelilingnya, serta selalu menghormati dan memelihara kebebasan pelayaran dan penerbangan berbagai negara di Laut Tiongkok Selatan berdasarkan hukum internasional. Jepang bukanlah negara yang langsung terlibat dalam masalah Laut Tiongkok Selatan, namun malah menabur perselisihan dan mengikuti jejak AS memprovokasi masalah Laut Tiongkok Selatan, tindakannya tersebut bermotif buruk dan tidak bertanggung jawab. Tentara Tiongkok memiliki tekad, kemampuan dan keyakinan untuk mempertahankan keamanan kedaulatan negara dan keutuhan wilayahnya, memelihara kepentingan maritim negara serta memelihara perdamaian dan kestabilan kawasan.