Kemenlu Tiongkok: Pihak Jepang Hendaknya Secara Bijaksana dan Obyektif Memandang Pembangunan Tiongkok

2022-08-01 17:15:55  

Senin hari ini di depan jumpa pers rutin Kementerian Luar Negeri Tiongkok ada wartawan bertanya bahwa Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi di dalam pidatonya yang disampaikan di wadah pemikir Amerika Serikat menyebut ‘memelihara dialog jujur tingkat tinggi dengan Tiongkok dan mengadakan kerja sama dengan Tiongkok pada masalah perubahan iklim dan masalah nuklir semenanjung Korea sangat diperlukan’, dia pun menyatakan apa yang disebut kekhawatirannya seputar masalah hubungan Tiongkok dan Rusia, masalah LTS, masalah Laut Timur dan masalah Selat Taiwan, apa komentar pihak Tiongkok terhadap hal tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menunjukkan bahwa pihak Jepang kerap kali melontarkan perkataan yang memfitnah aksi militer dan maritim yang normal Tiongkok, mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok, memprovokasi pemecahan dan konfrontasi regional, perbuatan serupa sama sekali tidak konstruktif.

Zhao Lijian menekankan bahwa Tiongkok dengan teguh mempertahankan jalur pembangunan secara damai, dengan teguh mempertahankan strategi senjata nuklir yang defensif. Kerja sama militer Tiongkok dan Rusia sesuai dengan hukum internasional dan praktek internasional, tidak tertuju kepada negara tertentu mana pun. Daerah Taiwan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok, masalah Taiwan sepenuhnya adalah urusan dalam negeri Tiongkok, kekuatan eksternal mana pun tidak boleh campur tangan terhadap masalah tersebut.

“Sebaliknya Jepang sengaja mengizinkan kekuatan sayap kanan Jepang melakukan provokasi di Laut Timur, melibatkan intervensi kekuatan di luar wilayah, bersekongkol dengan Amerika Serikat melenturkan ototnya di Laut Tiongkok Selatan, inilah ancaman sejati terhadap perdamaian dan kestabilan regional. Pihak Jepang selalu memandang dirinya sebagai korban senjata nuklir, menikmati perlindungan payung nuklir AS, malah menentang dan menghalangi AS membatalkan kebijakan penggunaan senjata nuklir terlebih dahulu, bahkan menyebut ingin ‘membagikan nuklir dengan AS’, pendirian tersebut sangat munafik dan kontradiktif,” ujar Zhao.