Anggota Dewan Negara selaku Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi hari Kamis kemarin (4/8) menghadiri Pertemuan Menlu ASEAN 10+3 (Tiongkok, Jepang, Korsel) di Phnom Penh, Kamboja.
Wang Yi menyatakan, dalam 25 tahun terakhir ini, kerja sama 10+3 terus diperdalam dan mencapai sejumlah besar hasil penting. Kini, pola internasional berkembang dengan cepat, revolusi teknologi dan industri berkembang pesat, tantangan dan peluang yang belum pernah ada sebelumnya pun bermunculan. Kerja sama 10+3 sedang berada pada masa krusial mewarisi masa lalu dan membuka masa depan. Pihak Tiongkok bersedia bersama negara-negara di kawasan, mempertahankan solidaritas dan koordinasi, mempertahankan 10+3 sebagai jalur utama kerja sama Asia Timur, serta mempertahankan asas tujuan mendorong perdamaian, kestabilan dan kemajuan regional, berfokus pada kepentingan dasar dan kesejahteraan jangka panjang rakyat 13 negara, dan mendorong momentum perkembangan kerja sama Asia Timur demi mencapai kemajuan baru.
Wang Yi mengemukakan empat usulan. Pertama, merancangkan cetak biru jangka panjang pembangunan Asia Timur. Kedua, mendorong pengintegrasian ekonomi regional. Ketiga, meningkatkan kemampuan penanggapan krisis. Keempat, menyuluhkan transformasi dan pembangunan regional.
Berbagai pihak mengakui peranan penting kerja sama 10+3 dalam penanggulangan wabah dan pemulihan ekonomi di kawasan, sepakat untuk mempercepat pendorongan integrasi ekonomi regional, melaksanakan RCEP secara komprehensif, membantu berbagai negara meningkatkan ketangguhan ekonomi, menjamin kelancaran rantai industri dan rantai pasokan, serta bersama-sama menanggapi tantangan ketahanan pangan dan energi. Berbagai pihak akan memperdalam kerja sama di berbagai bidang, termasuk kesehatan umum, ekonomi digital dan pembangunan hijau, mewujudkan pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan, serta mendorong kerja sama 10+3 agar menyejahterakan rakyat berbagai negara dengan lebih baik.