Peringatan 40 Tahun Penerbitan Komunike Bersama ‘17 Agustus’ Tiongkok-AS

2022-08-18 10:54:36  

Tanggal 17 Agustus kemarin bertepatan dengan peringatan 40 tahun penerbitan Komunike Bersama ‘17 Agustus’ Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin di depan jumpa pers hari Rabu kemarin berharap pihak AS dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan sejarah, bersungguh-sungguh melaksanakan prinsip satu Tiongkok, serta tidak berjalan semakin jauh di jalur yang salah dengan sengaja mendistorsi, mengubah, mengaburkan, dan mengosongkan prinsip satu Tiongkok.

Wang Wenbin menunjukkan bahwa 40 tahun yang lalu, Tiongkok dan AS bersama-sama menerbitkan komunike ‘17 Agustus’. Dalam komunike tersebut pihak AS dengan jelas berkomitmen tidak akan berupaya melaksanakan kebijakan jangka panjang untuk menjual senjata kepada daerah Taiwan, kesanggupan dan jumlah senjata yang dijual AS kepada daerah Taiwan tidak akan melampaui level penyuplaian dalam waktu beberapa tahun setelah penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok dan AS, dan bersedia secara bertahap mengurangi penjualan senjata kepada daerah Taiwan, dan setelah beberapa waktu kemudian dapat menyelesaikan masalah penjualan senjata tersebut secara tuntas.

“AS mengakui pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sebagai pemerintah sah satu-satunya Tiongkok dan mengakui pendirian Tiongkok, yaitu bahwa hanya ada satu Tiongkok di dunia dan daerah Taiwan adalah bagian dari wilayah Tiongkok. Atas dasar-dasar tersebut AS juga telah melaksanakan 3 syarat yang diajukan pihak Tiongkok, yaitu memutuskan hubungan diplomatik, mencabut perjanjian dan menarik pasukannya dari Taiwan. Karena hal-hal tersebut di atas, Tiongkok dan AS yang mempunyai perbedaan besar di bidang sistem sosial, ideologi dan taraf pembangunan ini baru dapat mengadakan dialog dan kerja sama, dan mencapai hasil penting yang dapat menyejahterakan kedua pihak dan menguntungkan seluruh dunia,” tutur Wang.


Wang Wenbin menunjukkan bahwa serangkaian perbuatan pihak AS yang mundur dari prinsip satu Tiongkok itu termasuk melonggarkan ikatan hubungan resmi AS dan daerah Taiwan, kontak militer antara AS dan daerah Taiwan semakin sering, skala dan kesanggupan jumlah senjata yang dijual AS kepada daerah Taiwan terus meningkat. Beberapa saat yang lalu, Ketua DPR AS Pelosi bersikeras mengunjungi daerah Taiwan Tiongkok dan tidak memedulikan penentangan Tiongkok, secara terang-terangan melanggar komitmen pihak AS yaitu hanya memelihara hubungan non resmi dengan daerah Taiwan. Pihak AS pun terus mengaburkan dan mengosongkan prinsip satu Tiongkok.

Wang Wenbin menekankan, “Prinsip satu Tiongkok juga merupakan patokan dasar untuk memelihara perdamaian dan kestabilan Selat Taiwan. Pihak AS melanggar prinsip satu Tiongkok dan bersekongkol dengan kekuatan separatis ‘Taiwan Merdeka’, mendukung aktivitas separatis mereka dan terus merusak status quo Selat Taiwan, mereka harus bertanggung jawab penuh atas meningkatnya ketegangan situasi di Selat Taiwan”.

Wang Wenbin menambahkan, prinsip satu Tiongkok sudah diperkokoh oleh Resolusi Majelis Umum PBB no.2758, dan telah menjadi bagian dari tata tertib internasional yang terbentuk pasca Perang Dunia II. Pihak AS melanggar prinsip satu Tiongkok dan menantang tata tertib internasional pasca Perang Dunia II, mereka pasti akan ditentang oleh masyarakat internasional.