Nilai Tambah Industri Jasa Tiongkok Naik 1,49 Kali Lipat selama Satu Dekade

2022-08-24 10:45:34  

Selama satu dasawarsa lalu, nilai tambah industri jasa Tiongkok naik 1,49 kali lipat, dengan kumulatif layanan jasa impor tercatat lebih dari US$ 4 triliun. Demikian menurut data yang dirilis Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Sheng Qiuping dalam jumpa pers hari Selasa kemarin (23/8).


Sheng Qiuping mengatakan, selama 10 tahun dari 2012 hingga 2021, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan nilai ekspor dan impor Tiongkok untuk layanan intensif pengetahuan meningkat 9,3 persen, proporsinya naik 10,3 persen, selain itu, layanan budaya dan rekreasi individu naik 5,8 kali lipat, layanan telekomunikasi, komputer dan informasi naik 3,2 kali lipat, biaya hak atas kekayaan intelektual naik 2,1 kali lipat dan layanan keuangan meningkat 1,6 kali lipat. Sementara itu, skala transaksi offshore ourtsourcing naik 2,9 kali lipat, total telah menciptakan 11,27 juta lapangan kerja yang baru.


Beberapa tahun belakangan ini, Tiongkok secara besar-besaran mengembangkan industri jasa dan memperluas keterbukaan perdagangan jasa terhadap dunia luar. Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok (CIFTIS) 2022 tak lama lagi akan dibuka di Beijing. Direktur Departemen Perdagangan Jasa dan Industri Jasa Perdagangan di bawah Kementerian Perdagangan Tiongkok, Wang Dongtang mengatakan, selama 10 tahun terakhir ini, perdagangan jasa di Tiongkok telah mengalami perkembangan pesat. Sejak tahun 2012, ekspor dan impor perdagangan jasa Tiongkok mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen, atau lebih tinggi 3,1 persen daripada laju pertumbuhan global. Sampai tahun 2021, selama 8 tahun berturut-turut, perdagangan jasa di Tiongkok sudah menduduki posisi kedua di dunia. 


Wang Dongtang mengatakan, volume total ekspor dan impor jasa Tiongkok untuk pertama kalinya menerobos US$ 800 miliar, menciptakan rekor baru sepanjang masa, atau naik 21,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kini, sebanyak lebih dari 200 negara dan daerah telah melakukan perdagangan jasa dengan Tiongkok, hal ini berarti perdagangan jasa sudah berkembang menjadi bagian penting dari kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok dengan luar negeri, sekaligus titik pertumbuhan yang baru bagi Tiongkok.

“Walaupun masih menghadapi banyak tantangan, namun jika dilihat dari laju pertumbuhannya, industri jasa Tiongkok masih menempati urutan pertama di dunia, apalagi taraf keterbukaan di bidang jasa masih terus meningkat dan digitalisasinya juga terus digencarkan. Hal ini berarti fondasi kokoh yang mendukung perdagangan jasa Tiongkok tidak berubah, momentum perkembangan dalam jangka panjang pun tidak berubah, dan peranannya dalam perdagangan luar negeri juga tidak berubah,” tutur Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok, Sheng Qiuping dalam jumpa pers kemarin.