Masalah Pemulihan Pelaksanaan Perjanjian Nuklir Iran yang Belum Terselesaikan Bersifat Peka dan Penting

2022-08-29 10:51:39  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani pada hari Minggu kemarin (28/08) mengatakan, sebagian besar masalah dalam perundingan pemulihan pelaksanaan persetujuan menyeluruh masalah nuklir Iran telah terselesaikan, beberapa masalah yang tersisa bersifat peka, penting dan menentukan.

Kanani dalam wawancaranya dengan Kantor Berita Iran mengatakan, pakar Iran sedang mengadakan rapat khusus untuk mengulas tanggapan yang diberikan AS terhadap pengajuan Iran untuk menyelesaikan masalah yang tersisa. Iran akan memberikan jawaban seusai rapat pakar tersebut, dan hingga kini kepastian waktunya masih belum ditetapkan.

Kanani mengatakan, Iran berpendapat bahwa situasi perundingan tersebut positif. Iran sedang mengupayakan persetujuan yang baik dan berjangka panjang, namun perundingan tersebut adalah sebuah jalur 2 arah, berbagai pihak seharusnya melaksanakan kewajibannya. AS diharapkan bertindak rasional dan membentuk keinginan politik untuk mempertimbangkan harapan sah Iran.

Pada tanggal 8 Agustus lalu, Uni Eropa menyerahkan sebuah dokumen terakhir mengenai pemulihan pelaksanaan persetujuan menyeluruh masalah nuklir Iran kepada para peserta perundingan. Pada tanggal 15 Agustus lalu, Iran secara resmi memberikan tanggapan atas dokumen terakhir ini dan mengusulkan untuk direvisi. Pada tanggal 24 Agustus, Iran menerima tanggapan AS terhadap usulan Iran tersebut.

Pada bulan Juli 2015, Iran mencapai persetujuan mengenai masalah nuklir Iran dengan AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok dan Jerman. Pada bulan Mei 2018, AS mundur dari persetujuan secara sepihak, kemudian menjalankan dan menambahkan serangkaian sanksi terhadap Iran. Sejak bulan Mei 2019, Iran secara bertahap menghentikan sementara pelaksanaan sebagian pasal persetujuan, namun berjanji bahwa tindakan yang diambilnya dapat dibatalkan. Sejak bulan April 2021, pihak terkait persetujuan nuklir Iran mengadakan beberapa putaran pembicaraan di Wina, Ibu Kota Austria, untuk membahas masalah pemulihan pelaksanan persetujuan oleh AS dan Iran, dan AS secara tidak langsung berpartisipasi dalam perundingan tersebut.