Dari Mana Datangnya Kestabilan Ekonomi Tiongkok?

2022-08-29 12:17:29  

Sebuah tim riset Biro Statistik Nasional Tiongkok melakukan perhitungan model terhadap hubungan antara kebijakan pencegahan dan pengendalian wabah, kebijakan ekonomi makro, dan tingkat kerugian ekonomi berbagai negara sejak COVID-19 merebak. Menurut hasil, sejak tahun 2020 hingga paruh pertama tahun 2022, total tingkat kerugian ekonomi Tiongkok di bawah pengendalian wabah yang ketat hanya tercatat 2,3 persen.

Sementara itu, jika pengaruh kebijakan ekonomi makro dikesampingkan, di antara negara-negara utama dunia, tingkat kerugian ekonomi Tiongkok menurun ke level yang terendah.

Mengapa Tiongkok menjadi garis kehidupan global? Tiongkok mempertahankan kebijakan ‘nol kasus dinamisnya’ untuk sedapat mungkin mengurangi tenaga kerja, sumber daya serta biaya ekononomi dan sosial, sehingga secara keseluruhan dapat memperoleh stabilitas ekonomi dan sosial.

Menurut data statistik Kementerian Perdagangan Tiongkok, empat negara investor terbesar Tiongkok adalah AS, Jepang, Korea Selatan dan Jerman.

Belum lama berselang, Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan bobot RMB dalam Hak Penarikan Khusus (SDR) dari 10,92 persen pada tahun 2016 hingga 12,28 persen. Angka ini memanifestasikan kepercayaan masyarakat internasional terhadap stabilitas ekonomi dan pasar keuangan Tiongkok.

Pada paruh pertama tahun ini, Indeks Harga Konsumen Nasional (CPI) Tiongkok naik 1,7 persen daripada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih rendah daripada negara-negara Eropa dan AS.