Tiongkok Sesalkan Kegagalan Tercapainya Konsensus dalam Konferensi Peninjauan Perjanjian Non Proliferasi Senjata Nulir

2022-08-30 10:53:50  

Konferensi Peninjauan ke-10 Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nulir ditutup pada pekan lalu, para negara penandatangan gagal mencapai konsensus bersama. Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menunjukkan bahwa Tiongkok menyesalkan hal tersebut, hal ini sekali lagi membuktikan bahwa mekanisme perjanjian tidak beroperasi dalam kondisi tertutup.

Zhao Lijian menyatakan, Tiongkok berpendapat bahwa kegagalan pencapaian konsensus dalam konferensi peninjauan ini bukan berarti bahwa konferensi ini juga mengalami kegagalan. 

“Konferensi peninjauan sudah ditutup, tetapi upaya untuk memelihara asas tujuan perjanjian tidak boleh berhenti. Tiongkok akan tetap berpegang pada jalur pembangunan secara damai, terus menjadikan Inisiatif Keamanan Global dan Inisiatif Pembangunan Global yang diajukan Presiden Xi Jinping sebagai pembimbing, dengan teguh melaksanakan berbagai kewajiban perjanjian, memelihara keseimbangan dan kestabilan strategi global, membela sistem non-poliferasi nuklir internasional, dan mendukung usaha penggunaaan energi nuklir untuk tujuan damai negara-negara berkembang,” tutur Zhao.

Menurut laporan, selama konferensi peninjauan ke-10, masalah politik penggunaan senjata nuklir sangat diperhatikan oleh banyak negara non senjata nuklir. Rancangan dokumen terakhir pernah mencakup pasal yang mengimbau negara senjata nuklir menggunakan kebijakan untuk tidak terlebih dahulu menggunakan senjata nuklir, akan tetapi dalam dokumen terakhir tidak ada penjelasan terkait. 

Zhao Lijian menyatakan, “Yang patut disesalkan adalah, negara senjata nuklir tertentu serta sekutunya menggunakan peraturan musyawarah  menghalangi pencantuman pasal untuk ‘tidak terlebih dahulu menggunakan senjata nuklir’ dalam rancangan dokumen konferensi. Di satu sisi, negara-negara tersebut menggembar-gemborkan ‘ancaman Tiongkok’ dan ‘tanggung jawab Tiongkok’ dalam masalah pengontrolan senjata nuklir, dan menyatakan mendukung pengurangan risiko nuklir, namun di sisi lain, mereka berupaya keras mencegah kebijakan untuk ‘tidak terlebih dahulu menggunakan senjata nuklir’, hal ini sepenuhnya mengungkapkan kemunafikan mereka.”

Dikabarkan, selama konferensi peninjauan ke-10, Tiongkok mengkritik kerja sama kapal selam nuklir Amerika Serikat, Inggris dan Australia  (AUKUS) dan mendorong pencantuman pasal terkait dalam rancangan dokumen terakhir. Menanggapi hal tersebut, Zhao Lijian menyatakan bahwa Tiongkok dengan tegas menentang kerja sama AUKUS, selama konferensi peninjauan kali ini, sejumlah negara termasuk Tiongkok pun menyatakan keprihatinan mereka terhadap kerja sama tersebut, dan berpendapat bahwa tindakan ini melanggar tujuan dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, bedampak pada sistem pengamanan dan pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional serta menimbulkan risiko proliferasi senjata nuklir yang serius.