Negara Terkaya Merampok Negara Termiskin, Inilah Ketidakadilan yang Terbesar

2022-08-31 10:31:21  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam jumpa pers hari Selasa kemarin (30/9) menunjukkan, krisis Suriah sudah berlarut selama belasan tahun dan merupakan sebuah krisis kemanusiaan yang sangat serius. Akan tetapi, justru dalam latar belakang itulah, AS telah merampok kekayaan Suriah dalam jumlah dan skala yang sangat besar.

Dilaporkan, Kementerian Luar Negeri Suriah pada hari Senin lalu (29/8) dalam suratnya kepada Sekjen PBB dan Ketua Bergilir Dewan Keamanan menunjukkan, sejak perang Suriah meletus pada tahun 2011 hingga Juni lalu, sektor migas dan pertambangan Suriah telah mengalami kerugian serius senilai US$ 107,1 miliar akibat pencurian dan perusakan masif yang dilakukan oleh tentara garnisun ilegal AS di Suriah beserta organisasi teroris dan kekuatan bersenjata yang didukung oleh AS. Menanggapi hal itu, Zhao Lijian menyatakan, negara terkaya di dunia malah mencuri dan merampok kekayaan negara termiskin di dunia, ini adalah sebuah ketidakadilan yang terbesar.


Zhao Lijian menegaskan, AS ikut campur dalam krisis Suriah demi melakukan ‘revolusi warna’ di Suriah dan telah kerap kali melancarkan intervensi militer di negeri itu, sehingga telah mengakibatkan sejumlah besar korban jiwa dan luka-luka rakyat jelata Suriah, di samping itu, juga telah mengakibatkan kerugian harta benda yang amat besar. Sementara itu, aksi militer AS telah mengakibatkan 12 juta warga Suriah menjadi pengungsi. Pada pekan lalu, tentara AS melancarkan serangan udara putaran baru di Suriah Timur, sehingga telah melanggar kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah. Selain itu, AS juga menjatuhkan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Suriah. Sampai sekarang, tentara AS masih mengendalikan sumber daya minyak dan gas Suriah, menduduki daerah penghasil utama migas Suriah, dan telah merampok sebanyak 80 persen hasil produksi minyak Suriah. Sementara itu, AS telah membakar simpanan bahan pangan Suriah, sehingga meningkatkan krisis kemanusiaan setempat.

“AS harus melakukan introspeksi atas kejahatan perang yang dilancarkannya secara tuntas, menghentikan penempatan tentara dan aksi militer ilegalnya di wilayah Suriah, menghentikan sanksi sepihak terhadap Suriah, menghentikan aksi pencurian minyak dan bahan pangan di Suriah, serta mengembalikan kebebasan, kekayaan dan martabat rakyat Suriah yang memang berhak dimiliki oleh mereka,” demikian tutur Zhao Lijian dalam jumpa pers kemarin.