Negara-negara Kepulauan Pasifik Bukalah Bidak Konfrontasi Geopolitik AS

2022-09-24 10:29:53  

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memimpin pertemuan menteri luar negeri dalam kerangka PBP atau Kemitraan Biru Pasifik di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pada 22 September waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Blinken berkoar bahwa AS akan secara mendalam melibatkan diri dalam pembangunan di kawasan Pasifik, dan melakukan kerja sama dengan mancanegara dalam perihal menangani perubahan iklim dan pembangunan infrastruktur. Hal ini diduga adalah semacam persiapan menjelang KTT AS-Negara Kepulauan Pasifik pertama di Washington, AS pada akhir bulan September mendatang.

Apa yang disebut PBP didirikan pada Juni 2022, dengan AS, Inggris, Australia, Jepang dan Selandia Baru sebagai lima negara pendiri, dan India sebagai peninjau. Dilihat dari keanggotannya, maka organisasi tersebut nyaris menjadi duplikat mekanisme QUAD dan AUKUS. Walaupun PBP mengeklaim akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Kepulauan Pasifik seputar masalah perubahan iklim, keamanan maritim dan kesehatan, namun pada kenyataannya organisasi tersebut berasas yang tidak murni. Ada media AS yang menunjukkan bahwa PBP bertujuan menyeimbangi pengaruh Tiongkok yang terus meningkat dai kawasan Pasifik Selatan.

AS menaruh perhatiannya pada negara-negara Kepulauan Pasifik dengan maksud melakukan kompetisi geopolitik yakni konfrontasi. Akan tetapi niatnya sulit terwujud karena tidak mendapat dukungan negara-negara lokal yang sudah menyadari maksudnya yang tidak murni. PM Fiji Frank Bainimarama menyatakan, apa yang diperhatikannya bukannya geopolitik melainkan perubahan iklim.

Mengingat AS selalu berkomitmen di bibirnya saja, maka negara-negara Kepulauan Pasifik sejak awal sudah menyatakan sikapnya yang ragu-ragu terhadap komitmen bantuan AS.

Bagi mereka, tugas urgen sekarang adalah menangani perubahan iklim dan tantangan dari pandemi. Jika AS benar-benar ingin membantu negara-negara Kepulauan Pasifik, maka dia harus menaati janjinya dengan aksi nyata, yakni melakukan kerja sama saling menguntungkan dengan mereka dan menghormati haknya untuk melakukan hubungan diplomatik secara mandiri dengan dunia luar. AS sejak lama suka memberikan komitmen, namun yang benar-benar diperlukan dunia adalah aksinya yang nyata.