Dapat Tidaknya Mengendalikan Kekerasan Bersenjata adalah Standar Penting untuk Mengukur Demokrasi dan HAM ala AS

2022-10-11 11:04:52  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning di depan jumpa pers hari Senin kemarin (10/10) mengatakan bahwa hak untuk hidup adalah HAM yang paling penting. Dapat tidaknya AS mengendalikan kekerasan bersenjata dan sungguh-sungguh melindungi hak kelompok etnis minoritas secara efektif adalah standar penting bagi masyarakat internasional untuk mengukur demokrasi dan HAM ala AS. 

Laporan yang diumumkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat baru-baru ini menunjukkan, dari tahun 2020 hingga 2021, jumlah kasus penembakan di AS meningkat 8 persen ke atas, mencapai rekor terbaru sejak awal tahun 1990-an. Berkaitan dengan hal tersebut Mao Ning menyatakan, Tiongkok telah mengetahui laporan terkait dan data yang diumumkan Arsip Kekerasan Senjata (GVA) AS yang menyatakan bahwa terhitung sampai 26 September lalu, tahun ini di AS sudah terjadi 500 kasus penembakan massal yang sekurang-kurangnya telah mengakibatkan 4 orang tewas. Sejak awal bulan September lalu, di negara bagian Texas, Maryland dan Arizona terus terjadi kasus penembakan. 

Mao Ning menambahkan, laporan tersebut menunjukkan pula bahwa tingkat kematian orang Afrika-Amerika di berbagai kelompok usia akibat penembakan adalah yang paling tinggi. Sebelumnya, laporan CDC AS menunjukkan, kemungkinan tewas akibat penembakan orang Afrika-Amerika adalah 12 kali lipat dari orang kulit putih. Diskriminasi ras sistematis dan kekerasan bersenjata mengakibatkan kelompok etnis minoritas menjadi korban.