Mentalitas Perang Dingin Merupakan Ancaman Terbesar bagi Perdamaian dan Stabilitas Internasional

2022-10-12 12:22:06  

Ketua Delegasi Tiongkok merangkap Duta Besar Perlucutan Senjata Tiongkok di Jenewa, Li Song pada hari Senin (10/10) lalu dalam pidatonya pada Debat Umum Komite Perlucutan Senjata dan Keamanan Internasional Sidang Majelis Umum PBB ke-77 membeberkan pandangan Tiongkok mengenai situasi keamanan internasional saat ini, memperkenalkan Inisiatif Keamanan Global dan arti penting inisiatif tersebut, serta mengajukan pendapat Tiongkok dalam masalah pengontrolan senjata, perlucutan senjata dan nonproliferasi senjata.

Li Song menyatakan, saat ini pengontrolan senjata, perlucutan senjata dan nonproliferasi senjata sedang menghadapi tantangan yang paling serius sejak perang dingin berakhir. Selama 30 tahun ini, mentalitas perang dingin tetap menjadi tantangan terbesar bagi perdamaian dan stabilitas internasional. Beberapa negara terus menggembor-gemborkan persaingan dan konfrontasi antar negara besar, memperkuat kerja sama aliansi militer, memprovokasi dan memancing konflik, dengan serius merusak rasa saling percaya antar negara besar, dan merusak stabilitas strategis global.

Li Song menyatakan, Inisiatif Keamanan Global yang diajukan pemimpin Tiongkok memprakarsai pembangunan kerangka keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, menghadapi tantangan keamanan yang rumit dengan pemikiran menang bersama, menyesuaikan perubahan situasi internasional dengan semangat bersatu padu, dan memberikan kecerdasan dan solusi Tiongkok untuk menghapus akar konflik internasional dan mewujudkan perdamaian abadi dunia.

Li Song menekankan, rasa saling percaya dan koordinasi antar negara-negara besar adalah jaminan pokok bagi keamanan dan stabilitas internasional. Negara-negara yang memiliki senjata nuklir seharusnya meninggalkan konsep persaingan strategis dan konfrontasi kelompok, membuang pikiran keamanan eksklusif dan keamanan mutlak, serta membangun kembali kepercayaan strategis melalui dialog dan kerja sama. Pernyataan bersama yang diumumkan oleh 5 negara pemilik senjata nuklir mempunyai makna yang penting bagi pencegahan perang nuklir dan persaingan senjata. Kelima negara tersebut seharusnya meningkatkan komunikasi dan kerja sama, serta memelihara keseimbangan dan stabilitas strategis.

Li Song menunjukkan, kerja sama kapal selam nuklir AS, Inggris dan Australia telah melanggar asas tujuan Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir, mengancam sistem pengawasan IAEA, serta menimbulkan risiko yang serius bagi proliferasi nuklir. Tiongkok mengimbau masyarakat internasional khususnya para anggota IAEA untuk memperhatikan hal tersebut, membahas dan menyelesaikan masalah tersebut secara seksama dan hati-hati, untuk memelihara keutuhan dan efektivitas sistem nonproliferensi nuklir internasional. AS hendaknya menghentikan pengembangan dan penempatan sistem anti-rudal regional dan globalnya, tidak menempatkan sistem rudal jarak menengah berbasis darat di kawasan Asia-Pasifik dan Eropa, serta tidak meniru ‘pembagian bersama senjata nuklir’ di Asia-Pasifik.