Berbisnis dengan Tiongkok Kian Populer di Dunia

2022-10-13 10:58:54  

Baru-baru ini, berbisnis dengan Tiongkok menjadi sebuah topik hangat khususnya dalam KTT Teknik Mesin Berlin yang digelar belum lama lalu. Kanselir Jerman Olaf Scholz sekali lagi menegaskan dukungannya terhadap globalisasi, dan menunjukkan bahwa ‘pelepasan hubungan’ adalah hal yang sepenuhnya salah. Dia menekankan perlunya ‘berbisnis’ dengan mancanegara termasuk Tiongkok.

Suara adil dan bijaksana tersebut patut dihargai dan diperhatikan, mengingat dewasa ini sejumlah negara masih terus menggembar-gemborkan ‘pelepasan hubungan’ di tengah ancaman resesi ekonomi dunia yang kian meningkat. Dari suara bijaksana yang dilontarkan sejumlah petinggi Eropa, ternyata ‘berbisnis dengan Tiongkok’ telah menjadi pilihan semakin banyak perusahaan, dan hal ini berkaitan erat dengan posisi Tiongkok sebagai ‘pasar dunia’ dan ‘pabrik dunia’.


Perkembangan Tiongkok tidak sekadar memperbaiki kehidupan rakyat Tiongkok, tapi juga telah menyediakan peluang bagi mancanegara. Sebulan lagi Ekspo Impor Internasional Tiongkok atau CIIE ke-5 akan dibuka. Diperkirakan sebanyak 280 dari 500 perusahaan papan atas dunia akan ikut serta dalam pameran impor tersebut, dan tentunya semakin banyak produk bermutu tinggi akan memasuki pasar Tiongkok, sehingga terwujudlah kerja sama yang saling menguntungkan dan menang bersama.

Sementara itu, kedudukan Tiongkok sebagai sumber pasokan penting global kukuh tak tergantikan. Tiongkok adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki beragam sektor industri dalam kategori industri PBB. Apalagi, dari 500 macam produk industri utama, 40 persen produk dari volume produksi Tiongkok telah menempati urutan pertama. 

Menurut urutan inovasi global yang dirilis Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual atau WIPO, peringkat Tiongkok sudah naik dari urutan ke-34 pada tahun 2012 menjadi urutan ke-12 pada tahun 2021, yang berarti, perkembangan industri di Tiongkok telah mendapat dukungan teknologi yang semakin kuat dengan keunggulan rantai industrinya yang semakin menonjol.

Sejak tahun 2020, selama 2 tahun berturut-turut, Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan barang terbesar bagi Uni Eropa. Volume ekspor dan impor Tiongkok-Uni Eropa pada tahun lalu untuk pertama kalinya menerobos 800 miliar dolar AS. Dari angka tersebut, ternyata kerja sama ekonomi Tiongkok dan Uni Eropa telah memberikan daya pendorong yang kuat bagi kedua belah pihak. Momentum saling menguntungkan dan menang bersama itu akan terpelihara dalam jangka panjang.


Tiongkok tengah menyediakan ‘kepastian’ yang amat berharga bagi dunia. Dilihat dari jangka panjang, pembangunan Tiongkok sudah pasti mempunyai prospek yang cerah. Tiongkok memiliki tekad yang bulat untuk melanjutkan reformasi dan keterbukaannya dan telah mengambil sikap yang tegas untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan mancanegara.

Tiongkok menyambut kedatangan para tamu dari mancanegara dengan iklim bisnis yang terus membaik, dan juga tengah melangkah maju ke dunia dengan gagasan bekerja sama dan menang bersama. Tiongkok akan terus menyediakan ‘tenaga penggerak’ bagi pemulihan ekonomi dunia.