Bagaimana Memahami ‘Kemakmuran Bersama’ dalam Laporan Kongres Nasional ke-20 PKT ?

2022-10-25 14:54:12  

Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) menyelenggarakan jumpa pers pada hari Senin kemarin (24/10) dan memperkenalkan laporan Kongres Nasional ke-20 PKT. Mengenai kemakmuran bersama, Wakil Direktur Departemen Publisitas Komite Sentral PKT Sun Yeli menyatakan, modernisasi ala Tiongkok merupakan modernisasi kemakmuran bersama untuk seluruh rakyat. Hakikat sistem sosialisme berkarakteristik Tiongkok menentukan Tiongkok untuk tidak menerima sistem polarisasi. Harus berupaya agar seluruh rakyat menjalani kehidupan yang lebih baik, semua berkesempatan untuk bergabung dalam proses modernisasi dengan kemampuan sendiri, dengan kontribusi sendiri berbagi hasil pembangunan negara. 


Sun Yeli menunjukkan, kemakmuran bersama bukanlah egalitarianisme, bukan pula merampok yang kaya untuk menyejahterakan orang miskin, di sini terdapat masalah tentang makmur yang terlebih dahulu dan makmur kemudian, orang yang makmur terlebih dahulu membantu orang yang makmur kemudian. Sementara itu, kemakmuran bersama adalah proses sejarah. Masalah ini tidak bisa diselesaikan dalam satu kali saja, namun upaya ini akan terus berlanjut. 


Mengenai masalah ini, Direktur Kantor Penelitian Kebijakan Komite Sentral PKT Jiang Jinquan menunjukkan lebih lanjut, sejak reformasi dan keterbukaan dilaksanakan, Tiongkok mendorong sebagian daerah dan sejumlah orang untuk makmur terlebih dahulu, mendorong orang yang makmur lebih dahulu membantu orang yang makmur kemudian, dengan tujuan mewujudkan kemakmuran bersama. Setelah memasuki era baru, Tiongkok telah menyelesaikan masalah kemiskinan 100 juta orang penduduk, melalui pengentasan kemiskinan secara menyeluruh, telah meletakkan dasar kokoh dan mengumpulkan pengalaman untuk mendorong kemakmuran bersama.

Jiang Jinquan menekankan, untuk mendorong kemakmuran bersama, harus menangani hubungan dalam ‘membuat kue dan membagikan kue’, alias mengoptimalkan manfaat pembangunan dan membagikan manfaatnya secara merata. Di satu sisi, hendaknya mempertahankan pembangunan ekonomi sebagai inti, melakukan pembangunan bermutu tinggi, supaya ‘kuenya’ yakni hasil pembangunan dapat dioptimalkan melalui upaya bersama seluruh rakyat. Di sisi lain, hendaknya terus mengutamakan perbaikan kehidupan masyarakat dalam proses pembangunan, mempertahankan sistem pembagian pendapatan menurut hasil kerja masing-masing melalui pendekatan distribusi yang aneka ragam, semenara itu, menstandarkan ketertiban distribusi pendapatan, menstandarkan sistem penimbunan harta, dan membagikan hasil perkembangan ekonomi dan sosial dengan sebaik-baiknya melalui sistem rasional untuk mencegah terjadinya polarisasi dalam distribusi pendapatan.