Solusi Tiongkok untuk Lestarikan Lahan Basah

2022-11-07 12:48:19  

“Kita hendaknya memperdalam kesepahaman, meningkatkan solidaritas, dan bersama-sama mendorong aksi global pelestarian lahan basah.” Pada tanggal 5 November lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping secara virtual menghadiri acara pembukaan Konferensi ke-14 Para Pihak Penandatangan Konvensi Lahan Basah (Konvensi Ramsar) yang diadakan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Presiden Xi mengajukan 3 usulan untuk melestarikan lahan basah, mengumumkan tindakan pragmatis yang akan diambil Tiongkok di masa depan, dan telah membuat rancangan yang jelas untuk pelestarian lahan basah global.

Lahan basah, hutan dan laut dikenal sebagai 3 ekosistem utama di dunia, dijuluki sebagai ‘ginjal bumi’. Pentingnya lahan basah tak perlu diragukan lagi, namun, tantangan bahkan perusakan lahan basah global terlebih lagi tak boleh diabaikan. Menurut laporan Konvensi Ramsar yang dirilis oleh Sekretariat, sejak tahun 1970-an, luas lahan basah global berkurang 35 persen, sedangkan kualitas lahan basah yang bertahan juga menurun akibat drainase, polusi, spesies invasif dan perubahan iklim.

Tahun ini merupakan peringatan 30 tahun bergabungnya Tiongkok dalam Konvensi Ramsar. Konferensi kali ini akan menyerahkan sertifikat kepada 25 ‘Kota Lahan Basah Internasional’ yang baru. Kini, Tiongkok memiliki 13 dari 43 ‘Kota Lahan Basah Internasional’ di dunia, menduduki peringkat nomor satu di dunia. Inilah pengakuan penuh terhadap upaya Tiongkok dalam melestarikan lingkungan dan memperbaiki ekologi lahan basah.

Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok yang diadakan beberapa waktu lalu mengajukan untuk mendorong kebangkitan bangsa Tionghoa secara menyeluruh dengan modernisasi ala Tiongkok. Di antaranya, ‘hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan alam’ adalah salah satu dari 5 karakteristik dasar modernisasi ala Tiongkok, juga menjadi persyaratan penting modernisasi ala Tiongkok. ‘Melestarikan lingkungan alam dan ekologis seperti melindungi mata sendiri, dengan teguh menempuh jalan pembangunan beradab yang produksinya berkembang, kehidupannya sejahtera dan ekosistemnya baik, mewujudkan pembangunan bangsa Tionghoa yang berkelanjutan dan berjangka panjang.’ Laporan Kongres Nasional ke-20 PKT memaparkan hubungan antara lingkungan dan pembangunan yang saling menguatkan, serta memberikan keyakinan dan kekuatan kepada dunia untuk menanggulangi isu ekologi global.

Presiden Xi dalam sambutannya memperkenalkan tindakan konkret Tiongkok dalam melestarikan lahan basah di masa depan. Tiongkok akan terus membangun sejumlah taman nasional, mencantumkan 11 juta lahan basah ke dalam sistem taman nasional, serta melaksanakan rancangan pelestarian lahan basah dan proyek penting perlindungan lahan basah. Sementara itu, Tiongkok juga akan mendorong kerja sama internasional, melindungi 4 jalur migrasi burung yang melewati Tiongkok, membangun Pusat Mangrove Internasional, dan mendukung penyelenggaraan The World Coastal Forum. Semua penerapan dan perencanaan memperlihatkan bahwa Tiongkok yang telah menempuh perjalanan baru akan terus mendorong modernisasi yang membangun kehidupan harmonis antara manusia dan alam, serta mendorong usaha pelestarian lahan basah berkembang secara berkualitas.