Inggris Siap Berunding mengenai Kedaulatan Chagos Hendaknya Juga Berunding mengenai Kedaulatan Kepulauan Malvinas

2022-11-08 12:38:09  

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly belakangan ini menyatakan, Inggris dan Mauritius memutuskan untuk mulai mengadakan perundingan mengenai kedaulatan Kepulauan Chagos, dan berharap dapat mencapai persetujuan pada awal tahun depan. Sikap Inggris ini dipandang sebagai langkah penting untuk mendorong penyelesaian perselisihan terkait kedaulatan Kepulauan Chagos. Akan tetapi, jika Inggris bersedia mengadakan perundingan terkait Kepulauan Chagos, mereka juga tidak boleh melupakan Kepulauan Malvinas (Falkland) yang masih didudukinya sejauh ini, mereka juga seharusnya mengadakan perundingan dengan Argentina mengenai kedaulatan pulau tersebut.

Inggris pernah menjadi salah satu negara jajaran kuat Eropa yang mempunyai tempat jajahan terbanyak di luar negeri, pernah melakukan agresi terhadap hampir 90% negara di dunia dalam periode sejarah yang berbeda-beda. Baik Chagos maupun Malvinas adalah utang Inggris di zaman penjajahan dan bukti kejahatan penjajahan ‘imperium tempat Matahari tak pernah tenggelam’ di masa lampau.

Chagos terletak di bagian tengah Samudera Hindia, adalah wilayah Mauritius, negara kepulauan Afrika. Pada tahun 1965, sebagai syarat tambahan bagi Mauritius untuk memperoleh kemerdekaannya, Inggris menjadikan Chagos sebagai wilayah Samudera Hindia yang dimiliki oleh Inggris, dan menyatakan akan mengembalikannya pada waktu yang layak. Setelah merdeka pada tahun 1968, Mauritius terus menuntut Inggris untuk mengembalikan Chagos. Tapi Inggris tidak hanya tidak mengembalikannya, malah dengan berbagai cara mengusir penduduk pribumi di Chagos dan mendukung tentara AS membangun pangkalan militer di Chagos.

Sejarah Chagos cukup jelas, dan tuntutan sah Mauritius mendapat dukungan komunitas internasional.

Inggris yang bersedia mengadakan perundingan terkait kedaulatan Chagos terutama karena mendapat tekanan dari komunitas internsional, hal ini juga mencerminkan turunnya kekuatan dan daya pengaruh global Inggris dewasa ini. Sementara itu, hal ini juga berhubungan dengan semakin sengitnya kontradiksi di dalam negeri Inggris sendiri.

Biarkan apapun motifnya, Inggris harus membayar utang kolonialismenya. Setelah Inggris mengumumkan perundingannya dengan Mauritius, Argentina kembali mendesak Inggris untuk menjalankan kembali perundingannya terkait kedaulatan Malvinas.

Hingga kini, di dunia masih terdapat 17 wilayah non otonom di dunia yang berada dalam jajahan, dan 10 di antaranya dikuasai oleh Inggris. Inggris tidak hanya harus mencapai hasil perundingan dengan Mauritius untuk menyelesaikan perselisihan kedaulatan Chagos, namun juga harus aktif menanggapi tuntutan perundingan Argentina, dan sedini mungin mengembalikan Kepulauan Malvinas. Pada abad ke-21 ini, kolonialisme dan hegemonisme sudah tidak ada ruangnya. Inggris harus satu per satu melunasi hutang penjajahan yang belum dibayar.