Indonesia adalah negara berkembang ketiga terbesar di dunia, negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, ekonomi terbesar di ASEAN dan emerging market terpenting di dunia. Di latar belakang tantangan regional dan global yang terus meningkat di tahun 2022, Indonesia sebagai presidensi G20 mengembangkan diplomasi ulang alik multi-arah, berupaya mendorong perdamaian, kestabilan dan kemakmuran kawasan bahkan dunia, dan sedang semakin menunjukkan daya pengaruhnya di kawasan dan dunia.
Kebangkitan damai Indonesia memiliki dasar yang kokoh. Pertama, Indonesia kaya akan sumber daya alam. Kedua, Indonesia memiliki tatanan politik dan sosial yang relatif stabil. Ketiga, Indonesia berupaya mengembangkan insfrastruktur dan aktif menarik modal asing.
Selain itu, populasi tenaga kerja muda yang besar, pasar yang luas dan kebijakan ekonomi yang mendukung industri hilir itu menjadi unsur penting yang tak terkurangkan untuk kebangkitan Indonesia.
Tahun ini, ekonomi Indonesia cukup baik dan telah menjadi salah satu indeks penting kebangkitannya yang diperhatikan masyarakat internasional. Di latar belakang ekonomi keseluruhan dunia melesu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun ini menjadi nomor satu dalam G20.
Indonesia berpegang pada kebijakan diplomatik yang bebas dan aktif, dan berhasil menciptakan lingkungan internasional yang damai dan stabil bagi pembangunannya.
Secara keseluruhan, masyarakat internasional menyambut kebangkitan ekonomi emerging market seperti Indonesia, menganggap hal itu sebagai energi positif bagi ketertiban internasional. Indonesia adalah tempat dicetuskannya inisiatif Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, juga tempat hasil bernas ekspor pertama semua faktor, seluruh sistem dan seluruh rantai industri kereta cepat buatan Tiongkok ke luar negeri. Dapat dipercaya, melalui pertemuan bilateral pemimpin kedua negara di KTT G20, kedua negara akan terus menjadi teladan yang saling menguntungkan antar negara-negara berkembang, serta pelopor kerja sama Selatan-Selatan, dan pembangunan bersama komunitas senasib sepenanggungan kedua negara juga pasti akan semakin mendalam dan pragmatis.
(Penulis: Xu Liping, peneliti Institut Nasional Strategi Global Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, NIIS, CASS)