Pidato Presiden Xi Jinping di Sesi Pertama KTT ke-17 G20

2022-11-15 15:27:15  

Selasa pagi tadi (15/11), Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidatonya di Sesi Pertama KTT ke-17 G20 di Bali, Indonesia dengan tema ‘Hadapi Bersama Tantangan Zaman, Bangun Bersama Masa Depan yang Indah’.

Ia mengatakan, kini dunia sedang mengalami perubahan yang belum pernah terjadi selama seratus tahun terakhir, ini adalah perubahan dunia, zaman dan sejarah. Kini, pandemi Covid-19 berulang kali merebak, kelemahan ekonomi dunia semakin menonjol, situasi geopolitik menegang, kesenjangan tata kelola global sangat serius, krisis pangan dan energi melanda, dan perkembangan manusia menghadapi tantangan berat. Menghadapi tantangan tersebut, berbagai negara hendaknya memiliki kesadaran komunitas senasib sepenanggungan manusia, menjunjung perdamaian, perkembangan, kerja sama dan kemenangan bersama, agar persatuan dapat menggantikan separatisme, kerja sama menggantikan konfrontasi, dan inklusivitas menggantikan eksklusivitas, bersama-sama menyelesaikan masalah zaman ‘apa yang terjadi dengan dunia dan bagaimana dengan kita’, bersama-sama mengatasi kesulitan dan menciptakan masa depan.

Negara anggota G20 semuanya adalah negara besar dunia dan regional,   seharusnya menunjukkan tanggung jawab sebagai negara besar, memainkan peran sebagai panutan, mengupayakan pembangunan  berbagai negara, mengupayakan kesejahteraan manusia dan   kemajuan dunia.

Kita hendaknya mendorong pembangunan dunia yang lebih inklusif, hendaknya mendorong pembangunan global yang lebih sejahtera serta mendorong pembangunan yang lebih tangguh.

Ketahanan pangan dan energi adalah tantangan yang paling urgen dalam pembangunan global. Kini, akar krisis bukanlah masalah produksi dan kebutuhan, namun jika terdapat masalah pada rantai pasokan, maka kerja sama internasional pun akan mengalami gangguan. Solusinya adalah peningkatan kerja sama pengawasan pasar, pembentukan hubungan kemitraan kerja sama komoditi utama, serta pembangunan pasar komoditi utama yang terbuka, stabil dan bekelanjutan dengan koordinasi organisasi multilateral termasuk PBB, bersama memperlancar rantai pasokan, dan menstabilkan harga pasar. Hendaknya menentang tegas dipolitisasi, diinstrumentasi dan dipersenjatakannya masalah pangan dan energi, membatalkan tindakan sanksi sepihak, dan mencabut pembatasan terhadap kerja sama iptek terkait. Proses pengurangan konsumsi energi kimia dan transisi energi bersih perlu mempertimbangkan unsur berbagai bidang secara seimbang, menjamin proses transisi tidak memengaruhi ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Risiko ketahanan pangan dan energi negara berkembang lebih menonjol, G20 hendaknya memperhatikan hal ini dan memberikan dukungan yang seperlunya di bidang produksi, penyimpanan, dana dan teknologi. PBB telah mendirikan ‘Tim Tanggap Krisis Pangan, Energi dan Moneter Global, G20 hendaknya menanggapi hal tersebut.