Terhitung sampai hari Kamis kemarin, jumlah korban meninggal akibat gempat bumi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Indonesia sudah mencapai 268 orang, 151 orang dinyatakan hilang, 1083 orang luka-luka.
Demikian diberitakan Kantor Berita Antara dan media Indonesia dengan mengutip Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto kemarin.
Menurut Suharyanto, sekitar 6570 unit rumah rusak parah, 2710 unit rumah rusak sedang, 12.641 unit rumah rusak ringan. Sejauh ini pihak pertolongan sudah mengevakuasi sekitar 58.362 orang, dan mengidentifikasi 122 orang dari 268 korban tewas.
Pemerintah Cianjur mengumumkan pemberlakuan darurat selama 1 bulan, mulai dari 21 November sampai 20 Desember mendatang.
Presiden Indonesia Joko Widodo kemarin menginspeksi ke daerah bencana Cianjur dengan didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan dan Menteri Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir.
Jokowi turut berduka cita atas korban tewas akibat gempa, dan menuntut berbagai badan penanggulangan bencana mempercepat pertolongan.
Jokowi menyatakan, renovasi dan rekonstruksi rumah gempa harus dilakukan menurut standar anti gempa yang ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pejabat BNPB menyatakan, sebab utama jatuhnya korban tewas dan luka-luka dalam gempa bumi ialah daya tahan rumah terhadap guncangan gempa relatif rendah.