Iran Dicabut Keanggotaan Komisi Status Perempuan PBB, Tiongkok Menentang

2022-12-16 13:25:58  



Dewan Ekonomi dan Sosial PBB pada hari Rabu (14/12) melakukan pemungutan suara atas proposal AS terkait pencabutan keanggotaan Iran dari Komisi Status Perempuan PBB dengan hasilnya 29 suara mendukung, 8 suara menentang dan 16 abstain. Tiongkok menolak resolusi tersebut, dan menunjukkan resolusi ini dirancangkan dengan motif yang tidak murni dan penuh dengan kesalahan.

Deputi Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Geng Shuang menyatakan bahwa draf resolusi tersebut sama sekali tidak memiliki dasar hukum dan tidak bermanfaat bagi penyelesaian masalah. Negara penginisiatif dalam drafnya hanya membicarakan keadaan HAM Iran, namun sama sekali tidak menyinggung kesengsaraan yang menimpa wanita Iran akibat sanksi sepihaknya, ini adalah perilaku bullying, kemunafikan serta standar ganda yang sejati.

Deputi Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Geng Shuang menyatakan, tahun-tahun ini di PBB muncul banyak gejala yang aneh. Dari Majelis Umum PBB hingga Dewan Hak Asasi Manusia, dan dari Dewan Hak Asasi Manusia hingga Dewan Ekonomi dan Sosial, segelintir negara dengan menyalahgunakan platform multilateral, untuk merusak kerja sama dan konsensus, dan memprovokasi konfrontasi. Di bawah kondisi tanpa persetujuan dari negara-negara yang bersangkutan, mereka mengajukan resolusi-resolusi yang sangat disruptif, dan memaksa negara-negara anggota yang lain untuk memihak, sengaja memicu perpecahan di antara negara-negara anggota. Niat sejatinya ialah menculik dan memaksa negara-negara anggota, dan menjadikan badan-badan PBB sebagai alat untuk melayani kepentingan politik mereka sendiri serta alat untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Tiongkok menyatakan bahwa Tiongkok adalah inisiator dan pendukung aktif  usaha HAM dan perempuan, senantiasa mendukung multilateralisme yang sungguh-sungguh. Tiongkok berpendapat bahwa penyelesaian masalah HAM dan wanita dengan cara yang mencabut keanggotaan Iran dari Komisi Status Perempuan PBB, hanya akan menjadi contoh yang berbahaya, mengirimkan sinyal yang salah, dan menghasilkan konsekuensi yang buruk. Tiongkok menghimbau para anggota ECOSOC bersama menjaga multilateralisme, menentang tindakan sepihak, mendukung dialog dan kerja sama, serta menolak permpecahan dan konfrontasi.

Rusia, Belarus, Kuba, Venezuela, Pakistan dan negara-negara lain juga menyatakan penentangan atas rancangan resolusi yang diajukan oleh AS, menganggap resolusi tersebut tidak akan membantu peningkatan status perempuan Iran tapi hanya merupakan manipulasi politik untuk melawan negara-negara yang bermusuhan.