8 Tahun Telah Berlalu, Dapatkah AS Memenuhi Komitmennya terhadap Afrika?

2022-12-20 13:25:36  

 

“Intinya adalah, apa saja yang dapat diingat orang-orang setelah satu bulan atau satu tahun, serta apa saja yang telah diwujudkan”. Menanggapi KTT AS dan Afrika kedua yang diadakan oleh AS, seorang akademisi dari Pusat Afrika Dewan Atlantik AS memberikan penilaian tersebut di atas.

Ini merupakan KTT AS dan Afrika yang kembali diadakan setelah berselang 8 tahun. Dilihat dari bentuknya, KTT tersebut dapat dibilang cukup menarik perhatian. Presiden AS Joe Biden, Menteri Luar Negeri AS Blinken serta Menteri Pertahanan Austin menghadiri KTT tersebut, pemimpin dari 49 negara Afrika dan Uni Afrika menuju ke Washington. Pernyataan Gedung putih mengatakan, KTT kali ini menekankan komitmen AS untuk memperdalam hubungannya dengan Afrika. Pemerintah Joe Biden juga berencana untuk menanam modal sekurangnya 55 miliar dolar AS terhadap Afrika dalam tiga tahun ke depan.

Akan tetapi, KTT yang berlangsung selama tiga hari ini ditutup dengan perselisihan. Mantan Wakil Uni Afrika untuk AS berpendapat, KTT tersebut gagal, kecuali orang AS bisa memperlakukan orang Afrika dengan setara.

Pada hari pertama KTT tersebut, Menteri Pertahanan AS Austin membahasa tentang daya pengaruh Tiongkok terhadap ekonomi Afrika yang meningkat ‘setiap hari’. Dewan Hubungan Internasional AS menunjukkan, karena Tiongkok sedang memperdalam hubungan dengan Afrika, maka orang-orang mengkritik kurangnya kontak antara AS dengan Afrika.

Sementara itu, dalam bantuan AS terhadap Afrika, selalu ada kesenjangan besar antara apa yang dibicarakan dengan apa yang dilakukan. Misalnya dalam program ‘Power Africa’, pada bulan Juni 2013, Presiden AS waktu itu, Obama, mengumumkan program ini selama kunjungannya di Afrika Selatan, ia mengatakan agar daerah di Afrika yang masih gelap dapat diterangi lampu listrik, namun sampai akhir tahun 2020, jumlah pembangkit listrik aktual masih kurnag dari seperempat dari yang dijanjikan.

Kembali lagi pada KTT AS dan Afrika pertama yang diadakan pada tahun 2014. Waktu itu Obama pun berjanji untuk menambahkan investasi terhadap Afrika, termasuk menyediakan dana untuk mencegah dan mengobati AIDS. Namun kemudian, pemerintah AS mengurangi bantuan dana terhadap program pencegahan dan pengobatan AIDS di Afrika, serta mengurangi program bantuan kepada Afrika yang lainnya.

Delapan tahun kemudian, komitmen pemerintah Biden terhadap Afrika juga dipertanyakan, investasi 55 miliar dolar AS harus dibagikan pada sekitar 50 negara Afrika, tidak saja dilaksanakan dalam waktu 3 tahun, tetapi baru akan masuk dalam anggaran tahun depan dan dilaksanakan tahun berikutnya, sementara itu masih perlu menghadapi masalah dapat tidaknya diluluskan oleh Kongres yang didominan oleh Partai Republik.

Bagi Afrika, yang paling dibutuhkan adalah bantuan tulus dari negara besar. Bloomberg mengatakan, AS menyambut pemimpin-pemimpin Afrika, tujuannya adalah membalikkan citra AS yang mengabaikan Afrika. Jika demikian, maka AS hendaknya dengan sungguh-sungguh menghormati Afrika, dan melakukan banyak hal untuk Afrika, agar rakyat Afrika dapat merasakan ketulusan  mereka, dengan aksi nyata memenangkan kepercayaan Afrika.