Presiden Xi Jinping Temui Ketua Partai Rusia Bersatu Dmitry Medvedev

2022-12-22 10:44:56  

Presiden Xi Jinping menggelar pertemuan dengan Ketua Partai Rusia Bersatu Dmitry Medvedev di Wisma Tamu Negara Diaoyutai pada hari Rabu kemarin(21/12).

Dalam pertemuannya dengan Medvedev, Presiden Xi Jinping menyampaikan salamnya untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Beliau mengatakan, Partai Komunis Tiongkok dan Partai Rusia Bersatu mengadakan komunikasi rutin dalam jangka panjang, hal ini telah menjadi jalur dan platform unik untuk memperkukuh rasa saling percaya politik antara kedua negara, mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dan memanifestasikan kerja sama strategis antara kedua negara, juga memberikan sokongan kuat bagi hubungan Tiongkok-Rusia di era baru agar berkembang dengan stabil dalam jangka panjang.

Xi Jinping menunjukkan, selama 10 tahun ini, hubungan Tiongkok-Rusia telah mengalami ujian perubahan situasi internasional, dan selalu berkembang dengan sehat, stabil dan berlevel tinggi.

Xi Jinping menyatakan, terkait dengan krisis Ukraina, Tiongkok selalu memutuskan pendirian dan kebijakannya dengan bertolak dari sifat dasar masalah itu sendiri, memegang pendirian yang objektif dan adil, serta aktif mendorong perdamaian dan perundingan. Diharapkan, pihak-pihak terkait dapat berkepala dingin dan menahan diri, mengadakan dialog menyeluruh, dan memecahkan masalah bersama di bidang keamanan melalui penyelesaian politik.

Medvedev pertama-tama menyampaikan surat yang ditulis oleh Presiden Putin dan menyampaikan salam hangatnya kepada Presiden Xi Jinping. Dikatakannya, kerja sama antara Partai Rusia Bersatu dan Partai Komunis Tiongkok adalah bagian penting dalam hubungan Rusia-Tiongkok. Partai Rusia Bersatu bersedia meningkatkan pertukaran pengalaman pemerintahan dan tata kelola negara, menuntaskan kesepahaman penting yang dicapai oleh pemimpin kedua negara, dengan aktif mendorong kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, sumber daya dan pertanian, bersama melawan berbagai tekanan dan tindakan yang tidak adil dari kalangan luar, serta mendorong hubungan kemitraan kerja sama strategis komprehensif Rusia-Tiongkok mencapai perkembangan yang lebih besar. Krisis Ukraina memiliki sebab yang sangat rumit, Rusia bersedia menyelesaikan masalah melalui perundingan perdamaian.