Ada Apa dengan Dunia?

2022-12-28 13:21:01  

 Pada tahun 2022, cuaca ekstrem dan bencana alam sering terjadi di seluruh dunia, telah membunyikan alarm bagi ekologi bumi.

Para ilmuwan AS mendeteksi bahwa konsentrasi karbon dioksida di atmosfer global telah mencatat rekor tertinggi pada bulan Mei lalu. Lapisan es di Antartika dan Greenland di Arktik, serta gletser alpine di Eurasia menyusut dengan sangat cepat. Menurut laporan The World Meteorological Organization (WMO) tentang keadaan iklim global tahun 2022, gelombang panas ekstrem, kekeringan, dan banjir dahsyat yang terjadi pada tahun ini telah mempengaruhi jutaan orang, dan mengakibatkan kerugian harta benda sejumlah beberapa miliar dolar AS.

 


16/02, 2022, Antartika. Gletser di Pulau Horseshoe Antartika mencair karena perubahan iklim global.

 


Suhu tinggi dan kekeringan ekstrem terus menimpa Eropa, dan bencana kebakaran terjadi di banyak negara pada musim panas tahun 2022. Foto ini adalah kebakaran hutan di Pulau Thassos di Yunani.

 

Dunia sedang berubah, dan planet ini telah mendekati titik kritis perubahan iklim. Krisis perubahan iklim telah sungguh-sungguh berada di depan umat manusia, ini bukan lagi tantangan di masa depan, namun adalah ancaman yang kini sedang dihadapi. Baik negara-negara maju maupun negara-negara berkembang, siapa pun tak bisa menghindari bencana yang dibawa oleh perubahan iklim.

 

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Perubahan iklim merupakan ancaman bersama yang dihadapi seluruh umat manusia. Kerja sama adalah jalur satu-satunya untuk menangani bersama perubahan iklim. Berdasarkan peraturan hukum internasional, berbagai negara hendaknya ‘memikul tanggung jawab bersama yang berbeda’. Bagaimana kita berbagi tanggung jawab tersebut dan di bidang mana saja kita dapat bekerja sama?

Tiongkok selalu menganjurkan untuk berpegang teguh pada tanggung jawab bersama yang berbeda, dan mendorong kerja sama internasional penanganan perubahan iklim dalam kerangka pembangunan. Di depan COP27 Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB yang digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir bulan November lalu, para wakil dari sekitar 200 negara berkumpul bersama untuk membahas masalah penanganan global terhadap perubahan iklim. Melalui konsultasi dan perundingan yang berlangsung selama dua minggu, konferensi tersebut berhasil mendorong pencapaian sebuah hasil yang penting, yaitu berbagai negara sepakat untuk mendirikan Dana Loss and Damage, dan setuju untuk mendukung negara-negara berkembang yang rentan yang dilanda bencana menangani perubahan iklim melalui dana tersebut. Pembentukan dana tersebut dianggap sebagai salah satu hasil positif yang dicapai oleh sejumlah negara berkembang di ajang internasional melalui solidaritas dan kerja sama untuk mencari kompromi dari pihak-pihak terkait.

 


Pembangkit Listrik Fotovoltaik di Kota Dunhuang, Provinsi Gansu Tiongkok

Tahun ini hasil dan terobosan yang dicapai oleh Tiongkok beserta negara-negara berkembang lainnya di bidang penanganan perubahan iklim telah memenangkan dukungan teknologi, peralatan dan keuangan yang diperlukan bagi negara-negara berkembang untuk memperoleh energi bersih secara adil dan mencapai tranformasi ekonomi, hal ini juga memberikan panutan untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama satu sama lain, mengupayakan pembangunan bersama dan memperjuangkan hak suara masing-masing untuk berbicara dalam urusan internasional.