Perang atau Perdamaian? Konflik atau Kerjasama? Dunia Harus Buat Pilihan Yang Masuk Akal

2022-12-28 15:23:48  

 Tahun 2022, benua Eropa. Imbas pandemi COVID-19 belum lenyap, peperangan Rusia-Ukraina sudah terjadi.

Pandemi, perubahan iklim dan konflik Rusia-Ukraina ikut menambah kesulitan bagi kehidupan 345 juta orang yang hidup di benua tersebut.

Menghadapi krisis yang semakin parah , hal-hal seperti apakah yang harus kita lakukan? Menambah bahan bakar ke api atau melerai pihak-piahk berseteru supaya berdamai?

AS telah membuat pilihannya dengan terus memasok persenjataan kepada Ukraina dan meraup keuntungan dalam jumlah sangat besar dari konflik Rusia-Ukraina.

Mari kita beralih ke Asia. Politikus AS Nancy Pelosi bersikeras melawat ke Taiwan Tiongkok dengan maksud mengacaukan situasi Asia Timur.  Sementara itu, apa yang disebut AUKUS yakni aliansi AS-Inggris-Australia bersekongkol dalam rencana pembuatan kapal selam tenaga nuklir sehingga telah dengan serius mengancam perdamaian Asia.

Demi memelihara superoritasnya di bidang teknologi canggih, AS secara telah merilis Akta Chip untuk membatasi ekspor teknologi tinggi kepada Tiongkok, bahkan memaksa produsen chip kaliber dunia seperti Samsung Korea Selatan agar menyerahkan rahasia bisnis Chipnya kepada otoritas AS.

Namun, Tiongkok dan mayoritas mutlak negara yang cinta damai di dunia, memilih untuk bekerja sama dan menang bersama.

Tanggal 1 Januari 2022, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) resmi diberlakukan, dengan demikian lahirlah sebuah kawasan perdagangan bebas atau FTA terbesar di dunia yang terdiri dari sepertiga populasi dan output ekonomi dunia.

Dengan pemberlakuan RCEP, perdagangan antara 15 anggota menjadi lebih mudah, dan kontak masyarakat menjadi lebih erat.

Dengan difasilitasi perjanjian tersebut, buah-buahan dan hasil laut Asia Tengara bisa disajikan di meja warga Tiongkok dalam satu hari saja.

Pameran ekspor Tiongkok yaitu CIIE Ke-5 sukses diselenggarakan di Shanghai, di mana banyak produk paling anyar melakukan debutnya.

Perkembangan teknologi 5G dan digital serta teknologi canggih lainnya telah membuka peluang imajinasi tak terhingga dan membantu berbagai negara mewujudkan perkembangan bersama.

Keterbukaan, kerjasama dan inklusifitas sudah menjadi arus zaman yang tak terhalangkan.

Masyarakat hendaknya menyelesaikan konflik melalui dialog yang damai, dan mewujudkan kemenangan bersama dalam persaingan dan kerjasama.

Membentuk komunitas senasib sepenanggungan umat manusia, merupakan visi bersama kita.