Mengapa FTA Terbesar Dunia Ini Mengundang Perhatian Luas?

2022-01-01 15:00:51  

Mengapa FTA Terbesar Dunia Ini Mengundang Perhatian Luas?

Hari pertama tahun 2022, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) resmi diberlakukan, hal tersebut menandakan kelahiran zona perdagangan bebas (FTA) yang mempunyai populasi terbesar, skala ekonomi dan perdagangan terbesar dan paling berpotensi di dunia. RCEP telah mencakupi sekitar 2,2 miliar jiwa di dunia, dan menduduki sekitar 30% dari volume total PDB global. Negara gelombang pertama yang meratifikasi RCEP  antara lain 6 negara anggota ASEAN serta Tiongkok, Jepang, Selandia Baru dan Australia. Korea Selatan akan resmi bergabung  dalam RCEP mulai 1 Februari mendatang. Dengan pemberlakuan resmi RCEP, harapan dari perusahaan di kawasan ini sudah terwujud menjadi kenyataan.

Melalui pemberlakuan RCEP, semakin banyak perusahaan lokal akan “mendunia”, sementara semakin banyak pula produk asing akan diimpor dari luar negeri, sehingga proses pengintegrasian ekonomi regional akan berkembang dengan laju yang lebih cepat, dan akan menyediakan pasar yang lebih luas, iklim bisnis yang lebih baik dan peluang perdagangan dan investasi yang lebih banyak kepada perusahaan-perusahaan manca negara yang terlibat.

Media dari negara-negara ASEAN turut memuji RCEP bakal menjadi motor penggerak dalam mendorong pemulihan ekonomi regional. Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) berpendapat bahwa RCEP akan melahirkan pusat baru perdagangan global, yang tentunya akan memainkan peranan stimulatif yang kuat bagi ekonomi global yang sedang menggeliat di tengah pandemi covid-19, sementara dengan nyata membangkitkan keyakinan global terhadap pemulihan ekonomi .

Mengapa FTA Terbesar Dunia Ini Mengundang Perhatian Luas?

Pemberlakuan RCEP pun dianggap sebagai tonggak sejarah baru keterbukaan Tiongkok, yang sudah menunaikan komitmennya untuk terus membuka pintunya terhadap dunia luar. Taraf keterbukaan RCEP di bidang-bidang perdagangan komoditi, jasa investasi dan peraturan dengan nyata lebih tinggi dari taraf keterbukaan Tiongkok yang diperlakukan dalam kerangka WTO, sementara RCEP akan mendorong Tiongkok maju lagi dalam jalan keterbukaan tipe sistematik, dan berfungsi sebagai jembatan yang menyatukan antara sirkulasi ekonomi domestik dan sirkulasi ekonomi luar negeri. Hal tersebut tidak hanya akan memberi daya penggerak baru bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok, tapi juga menyediakan platform baru bagi seluruh dunia demi menikmati bersama keuntungan pembangunan Tiongkok.

Yang lebih penting ialah, pemberlakuan RCEP mewujudkan keinginan kuat masyarakat internasional yang mendukung keterbukaan dan perdagangan bebas, dan dianggap sebagai sebuah kemenangan mutlak multilateralisme melawan proteksionisme. Globalisasi saat ini sudah berkembang sekian mendalamnya, sehingga dunia sekarang ini sudah berkembang menjadi semakin interkonektif dan inklusif. Pemberlakuan RCEP dengan kuat membuktikan bahwa arus balik seperti proteksionisme dan unilatralisme tidak disambut oleh masyarakat internasional, multilateralisme dan perdagangan bebas barulah tren historis yang tak tertahankan. 

徐琳娜