Satu Tahun Setelah Kerusuhan Gedung Capitol, Penyakit Demokrasi Ala AS Tambah Parah

2022-01-08 13:55:46  

Satu Tahun Setelah Kerusuhan Gedung Capitol, Penyakit Demokrasi Ala AS Tambah Parah

Tanggal 6 Januari adalah HUT ke-1 kerusuhan di Gedung Capitol AS. Selama satu tahun yang lalu, AS terperosok dalam pemecah-belahan, dan dunia dapat melihat penyakit ala AS tambah parah.

Sebuah survei yang diadakan AP belakangan ini menunjukkan, 30% anggota Partai Republik berpendapat insiden Gedung Capitol bukan kekerasan, sedangkan 90% anggota Partai Demokrat berpendapat bahwa insiden itu adalah kegiatan kekerasan bahkan kekerasan ekstremis. Mengenali sifat insiden Gedung Capitol yang ditentukan politikus telah menjadi bukti loyal pada partainya masing-masing. Sebuah insiden yang dijadikan sebagai alat demi kepentingan partai dan politik tak pelak memalukan “demokrasi ala AS”.

Sementara itu, pemecahbelahan yang muncul karena kerusuhan Gedung Capitol menyebabkan terus meruncingnya politik veto di AS. Selama satu tahun ini, reformasi kepolisian, tindakan pengendalian senapan api dan rencana pengeluaran ekonomi yang berhubungan erat dengan kesejahteraan rakyat selalu terdampar, tata kelola sosial AS macet. Banyak orang khawatir, kalau hal ini terus berlansung, operasional pemerintahan AS mungkin akan lumpuh. Hal ini sepenuhnya menunjukkan, demokrasi “satu orang satu suara” yang selalu dijunjungi politikus AS formalitas belaka dan sama sekali tidak bisa menjamin kepentingan mendasar para pemilih.

Satu Tahun Setelah Kerusuhan Gedung Capitol, Penyakit Demokrasi Ala AS Tambah Parah

Yang lebih parah lagi adalah, dampak kerusuhan Gedung Capitol terhadap AS sendiri semakin kelihatan. Sebuah jajak pendapat AS pada akhir tahun lalu menunjukkan, 34% lebih warga AS berpendapat, adalah masuk akan para warga AS mengambil aksi kekerasan  terhadap pemerintah AS, dan proporsi ini mencapai nilai tertinggi dalam ouluhan tahun terakhir ini. Time dan Newsweek AS dengan kebetulan berpendapat bahwa mahluk perang saudara sedang membayangi AS. Hasil jajak pendapat lain yang diumumkan pada tanggal 3 bulan ini menunjukkan, 64% responden berpendapat, demokrasi AS berada dalam krisis, dan menghadapi resiko kegagalan yang relatif tinggi.

Yang ironis, pemimpin AS dalam pidato mengenai HUT ke-1 kerusuhan Gedung Capitol menyatakan, tanggal 6 Januari bukanlah ujungnya demokrasi melainkan adalah tumimbal lahir kebebasan dan persaingan adil, dan mencela sini sana terhadap pola penguasaan negara lain.

Demokrasi bukanlah digunakan sebagai dekorasi, melainkan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang perlu diselesaikan rakyat. Politikus AS yang selalu meneriakkan slogan perlu mengesampingkan keegoisan dan kesombongan, sedini mungkin mengobati penyakit demokrasi ala AS. Kalau terus melakukan hal anti demokrasi dengan dalih demokrasi, membuat perlawanan dan perpecahan, maka itu pasti akan menyeret AS ke kondisi yang lebih berbahaya.

贲月梅