Penduduk pribumi dari Williams Lake, Provinsi British Columbia Kanada pada hari Selasa (25/1) kemarin mengumumkan, mereka telah menemukan lagi 93 kuburan yang mungkin merupakan kuburan manusia di bawah tanah sebuah sekolah asrama.
Menurut penyelidikan tahap awal, 93 kuburan tersebut hanyalah angka tahap awal. Dewasa ini, pihaknya hanya menyelidiki tanah seluas 14 hektar, sedangkan luas sekolah asrama itu sebesar 470 hektar.
Kepala Williams Lake, Willie Sellars di depan jumpa pers mengatakan, “Tim pencarian menemukan sudut tergelap dalam kehidupan umat manusia. Tim kami tidak hanya mendengar kisah tentang kehilangan dan pembunuhan anak-anak dan bayi, tapi juga mendengar banyak kisah tentang adanya hukuman sistematik dan pelangaran seksual terhadap anak-anak dari Sekolah Asrama St Joseph.”
Sellars mengungkapkan, pihaknya menemukan bukti tentang sekolah asrama yang membuang jenazah anak-anak ke dalam danau dan sungai bahkan tempat pembakaran di sekolah. Ia mengatakan, “Bagi anak-anak itu, tidak akan ada batu nisan, tidak akan ada kuburan, tidak akan ada serpihan tulang yang patut dianalisa oleh dokter. Bagi keluarga mereka, anak-anak itu hilang selamanya. Kami berduka atas anak-anak ini dan keluarganya. ”
Pada bulan Mei 2021, di sekolah asrama Kamloops Provinsi British Columbia ditemukan 215 kuburan yang tidak beridentitas. Setelah itu, para penduduk pribumi di berbagai tempat Kanada berturut-turut menemukan keadaan serupa di banyak tempat sekolah asrama.
Sistem sekolah asrama adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah Kanada untuk secara paksa mengasimilasi penduduk pribumi. Menurut statistik tidak lengkap, selama 100 tahun ini, sekitar 150 ribu anak-anak pribumi dibawa secara paksa dari keluarganya dan dimasukkan ke sekolah asrama yang dikelola oleh gereja. Banyak anak-anak pribumi yang dianiaya dan meninggal dunia.
