Politikus AS Yang Mencoba Main Kartu Virus Seharusnya Mendengarkan Suara Ilmiah dan Rasional

2023-01-07 13:41:32  

Hal ini tidak saja tidak akan berguna bagi pembatasan penularan virus, juga tidak bermanfaat bagi evaluasi dampak melonjaknya kasus di dunia. Jumat kemarin (06/01), badan berwenang ilmu penyakit menular AS, yaitu Asosiasi Penyakit Menular AS atau IDSA mengeluarkan pernyataan melalui akun media sosialnya untuk menyampaikan pendapat berbeda mengenai pembatasan AS terhadap wisatawan asal Tiongkok yang masuk ke wilayahnya.

Tidak hanya IDSA, belakangan ini, banyak ahli epidemiologi mengimbau bahwa tidak perlu dilaksanakan pembatasan wisata terhadap Tiongkok. Badan profesional termasuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa atau ECDC dengan jelas menyatakan, tidak masuk akal pelaksanaan pembatasan terhadap wisatawan asal Tiongkok. Cabang Asosiasi Eropa Dewan Bandara Internasional atau ACI yang mewakili 500 lebih bandara di Eropa pun mengecam tindakan pembatasan masuk wilayah yang ditujukan pada Tiongkok.

New York Times belakangan ini menunjukkan, perbuatan AS sekarang sama dengan larangan wisata yang ditujukan pada Tiongkok pada awal tahun 2020 dan merupakan kebijakan rasisme.

Perang melawan virus Covid-19 adalah perang sains, namun kebijakan pembatasan AS yang ditujukan pada wisatawan Tiongkok melawan sains.

Menurut kabar yang diumumkan WHO belakangan ini, data gene virus yang disediakan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menunjukkan, kini

strain virus utama yang dominan di Tiongkok sama dengan urutan gene virus wisawatan Tiongkok yang terinfeksi yang diserahkan negara lain, tidak ditemukan varian baru atau perubahan mendadak nyata apa pun.

Sebagai perbandingan, 40% ke atas kasus terinfeksi Covid-19 di AS kini disebabakan strain virus xbb.1.5, dan xbb.1.5 kini menjadi strain virus nomor satu di AS, Maka kalau berbicara tentang pencegahan strain virus baru, tepatlah Tiongkok mencegah resiko wabah asal AS, dan Tiongkok baru adalah korbannya.

Penanggulangan wabah paling membutuhkan semangat sains, dan anti sains akan menelan resikonya.

Para politikus AS yang selalu asyik main manipulasi politik jangan lupa, selama tiga tahun ini, anti sains telah menyebabkan orang AS membayar biaya yang mahal, 100 juta lebih orang terinfeksi, 1 juta 80 ribu orang meninggal dunia, dan 250 ribu anak menjadi anak yatim karena Covid-19. Sementara itu, diskriminasi dan kebencian ras yang ditujukan pada keturunan Asia terhasut, dan masyarakat AS terperosok dalam pemecah-belahan yang lebih parah.

Penanggulangan wabah gagal di AS, apakah politikus AS akan terus tutup kuping dan menginjaki sains? Kalau mereka berkepala batu di perjalanan anti sains, itu akan merupakan kejahatan terhadap rakyat AS, dan pasti akan dihukum sains.