AS Sebaiknya Tidak Remehkan Tiongkok dalam Hal Penanggulangan Pandemi

2023-01-09 14:15:51  


Sejak hari Minggu kemarin (8/1), Tiongkok secara resmi menurunkan tingkat penanganan COVID-19 dari Kelas A menjadi Kelas B, serta tidak lagi mengambil tindakan karantina terhadap personil dan komoditi yang masuk wilayah Tiongkok. Perjalanan warga negara Tiongkok yang berwisata ke luar negeri pun pulih secara teratur. Berdasarkan data statistik platform pariwisata, jumlah pemesanan tiket pada hari Senin (8/1) kemarin sudah mencapai puncaknya sejak bulan Maret tahun 2020.

     Tiongkok sudah mempersiapkan diri selama 3 tahun demi tibanya hari itu. Melalui perjuangan yang susah payah, Tiongkok secara inisiatif menyesuaikan kembali kebijakan penanggulangan wabah COVID-19 berdasarkan perubahan situasi, yang bermanfaat untuk mengoordinasikan penanggulangan epidemi dan perkembangan ekonomi dan sosial secara lebih baik, serta memudahkan perjalanan personel dalam dan luar negeri.

Namun sejumlah politikus dan media Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya mendesak Tiongkok agar melonggarkan kebijakan penanggulangan pandeminya, kini malah balik menyerang kebijakan baru Tiongkok, dan secara khusus mengambil tindakan pembatasan terhadap turis asal Tiongkok yang memasuki wilayahnya. Perbuatan standar ganda yang munafik tersebut telah mengungkapkan pikiran gelapnya terhadap prestasi Tiongkok dalam penanggulangan pandemi.

Selama 3 tahun ini, Tiongkok selalu secara inisiatif melawan Covid-19 dengan protokol kesehatannya yang konsisten dan fleksibel, telah memenangkan periode jendela yang sangat berharga seperti patogenesis varian virus Covid-19 yang terus menurun, litbang obat-obatan, khususnya dikeluarkannya obat tradisional Tiongkok, dan vaksinasi massal. Sejauh ini, tingkat vaksinasi Covid-19 seluruh warga negara Tiongkok melampaui 90%, jumlah vaksin yang disuntikkan secara akumulatif tercatat 3,48 miliar dosis, dengan demikian telah membangun tembok imunitas yang kuat.

Tiongkok sudah memenangkan inisiatif strategis dan menciptakan kondisi yang optimal dalam mempertahankan kebijakan penanggulangan pandeminya. Setelah melewati uji coba pandemi Covid-19 yang berlangsung 3 selama tahun, Tiongkok telah menyempurnakan sistem pengendalian penyakit, serta meningkatkan cadangan sumber daya pengobatan dan medis terhadap kasus parah. Sementara itu, kesadaran kesehatan masyarakat Tiongkok telah meningkat secara nyata, kemampuan perlindungan pribadi pun berangsur-angsur meningkat. Hal-hal tersebut telah menciptakan kondisi yang baik bagi penyesuaian kembali penanggulangan pandemi Tiongkok. Saat ini, Tiongkok sedang mengalami periode pergantian kebijakan penanggulangan pandemi, dan tak dapat dihindari akan munculnya beberapa masalah. Tapi berdasarkan evaluasi sains, situasi pandemi Tiongkok secara keseluruhan dapat dikendalikan. Sementara itu, upaya penanggulangan pandemi Tiongkok selama 3 tahun ini telah mencapai hasil yang menonjol, sehingga pencegahan dan pengendalian pandemi Tiongkok memasuki tahap baru yang bermanfaat bagi rehabilitasi ekonomi dunia.

Sebaliknya, 3 tahun yang lalu juga, pemerintah AS bersikap negatif dan kelabakan menghadapi pandemi, kerap kali melewatkan periode jendela penanggulangan pandemi. Berbagai negara bagian dan pemerintah federal AS saling bertentangan, kedua partai politik saling bertarung, sehingga AS tidak dapat membentuk kekuatan untuk bersatu menanggulangi pandemi, masyarakat pun bingung atas hal tersebut. Khususnya di bawah hasutan sejumlah politikus, emosi masyarakat AS yang anti sains dan tidak rasional terus menyebar, mengakibatkan penyebaran virus semakin serius. Dapat dikatakan bahwa bencana pandemi yang diderita AS tidak hanya diakibatkan oleh alam, namun diakibatkan dari lumpuhnya kebijakan kesehatan publik dan sistem politiknya sendiri.

Dewasa ini, masyarakat AS sedang dilanda sejumlah varian virus yang sedang menyebar di dalam negeri. Sementara itu, politikus AS bukannya introspeksi terhadap kegagalannya sendiri malah memfitnah dan mencela prestasi yang dicapai Tiongkok dalam penanggulangan pandemi, serta terus mengalihkan konflik dengan mempolitisasi pandemi. Pertunjukkan demikian sangat buruk dan niat tersebut sangat tidak terpuji!