Media AS Ungkap Tentara AS Sengaja Sembunyikan Pembunuhan terhadap Penduduk Sipil Afghanistan

2023-01-11 14:41:52  

Pada tanggal 29 Agustus 2021, tentara AS melakukan serangan drone di Kabul, ibu kota Afghanistan dan telah mengakibatkan 10 penduduk sipil tewas. Sembilan belas hari kemudian, tentara AS baru mengakui bahwa serangan tersebut telah mengakibatkan korban rakyat sipil. Baru-baru ini, The New York Times dalam liputannya mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan penyelidikan seputar serangan udara yang diumumkan oleh Komando Pusat AS (USCENTCOM), pemimpin tinggi tentara AS telah mengonfirmasi terjadinya pembunuhan terhadap warga sipil beberapa jam sesudah serangan tersebut diluncurkan, namun mereka dengan sengaja menyembunyikan kebenaran tersebut.

Laporan berjumlah 66 halaman dengan sejumlah informasi yang disembunyikan tersebut menunjukkan, tidak sampai 20 menit sesudah serangan udara tersebut diluncurkan, sejumlah pejabat tentara AS dan prajurit-prajurit yang berpartisipasi dalam serangan udara tersebut telah mengetahui bahwa serangan tersebut mungkin telah mengakibatkan korban rakyat sipil. Tidak sampai 3 jam sesudah penyerangan, sesudah menonton video rekaman serangan, para analis mengambil kesimpulan bahwa setidaknya 3 anak-anak telah tewas dalam serangan udara tersebut.

Namun, hingga tanggal 1 September 2021, Ketua Badan Staf Gabungan AS Mark Alexander Milley tetap menyebut serangan udara tersebut adil. Meskipun liputan mengenai serangan yang mengakibatkan korban rakyat sipil tersebut semakin lama semakin banyak, namun Pentagon tetap menyebut bahwa sasaran yang mereka serang adalah kelompok yang bersangkutan dengan organisasi ekstremis. Pada tanggal 17 September,  Komandan USCENTCOM Kenneth Franklin McKenzie baru mengakui bahwa kendaraan dan para korban yang diserang tentara AS mungkin tidak berhubungan dengan organisasi ekstremis, dan juga tidak memberikan ancaman langsung kepada tentara AS. Serangan tersebut adalah ‘kesalahan yang tragis’. Namun yang lebih memalukan ialah, sesudah penyelidikan serangan udara tersebut, Departemen Pertahanan AS tidak menghukum personel bersangkutan.

Perang agresi AS di Afghanistan yang berlangsung selama 20 tahun telah membawa malapetaka yang luar biasa kepada Afghanistan. Penelitian program ‘Harga Perang’ yang dilakukan oleh Universitas Brown AS menunjukkan, setidaknya 174.000 orang tewas karena perang Afghanistan. Statistik Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menunjukkan, perang Afghanistan yang berlangsung selama 20 tahun ini telah mengakibatkan 2,6 juta orang Afghanistan melarikan diri ke luar negeri dan3,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.