“Sandiwara Politik Balon” yang Dimainkan AS

2023-02-19 13:14:58  

Dalam pembicaraan di Gedung Putih baru-baru ini, pemimpin AS menyatakan tidak ada gejala yang membuktikan 3 objek terbang yang ditembak jatuh militer AS ada hubungan dengan Tiongkok, AS akan terus melakukan kontak dengan Tiongkok dan tidak mengupayakan perang dingin baru, namun dinyatakannya pula bahwa AS tidak akan meminta maaf atas “balon itu”.

Di satu pihak mencari alasan buat diri sendiri, di satu pihak terus menjalankan politik keras terhadap Tiongkok. Pendirian AS itu yang berlawanan diri sendiri bukan solusi baik untuk menangani hubungan Tiongkok-AS.

Tiongkok telah berkali-kali menyatakan pesawat sipil nirawak Tiongkok tidak sengaja memasuki udara teritorial AS karena keadaan kahar, sama sekali adalah insiden di luar dugaan yang jarang terjadi. Pejabat AS juga menyatakan bahwa pesawat sipil nirawak Tiongkok itu tidak menjadi ancaman bagi keamanan personil AS. Akan tetapi, di bawah lingkungan politik kompetisi partai, insiden yang biasa dan  langka ini diperumit lebih lanjut, sehingga dieskalasikan sebagai sandiwara politik yang “merudal nyamuk”.

Menurut sumber dari pihak berwenang Tiongkok, sejak bulan Mei lalu, AS menerbangkan banyak balon keliling global, paling sedikit 10 kali melewati otoritas udara Tiongkok, tapi selalu diabaikan AS, jelas ini adalah standar ganda yang sering dijalankan AS.

Di antara 240 tahun berdirinya negara Amerika Serikat, hanya 16 tahun AS tidak terlibat dalam perang, AS telah mendatangkan banyak tragedi kemanusiaan kepada dunia. Belanja militer AS pun menempati urutan pertama di dunia atau hampir sama dengan nilai akumulasi  9 negara di belakangnya. AS secara sembarangan menggunakan kekuatan bersenjata sebenarnya adalah sumber kekacauan terbesar di dunia.