Mengungkap Wajah Asli Hegemoni AS

2023-02-21 15:57:04  

Sejumlah tokoh anti perang AS menggelar aksi unjuk rasa di Washington pada hari Minggu lalu (19/2) waktu setempat, menuntut AS berhenti menyediakan dukungan militer kepada Ukraina dan mengimbau pembubaran NATO. Namun satu hari kemudian, Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina, dan mengumumkan menyediakan lagi bantuan dana senilai 500 juta dolar AS kepada Ukraina, termasuk perlengkapan senjata. Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa dalang di balik konflik Rusia-Ukraina justru adalah AS, negara hegemoni terbesar di dunia dewasa ini.


Memperburuk krisis Ukraina seperti menambahkan minyak ke atas api, inilah sosok AS yang melakukan hegemoni global selama bertahun-tahun. Tiongkok merilis laporan ‘Hegemoni AS serta Bahayanya’ pada hari Senin kemarin (20/2), dengan memaparkan berbagai fakta yang mengungkapkan wajah asli hegemoni ala AS dari lima aspek, yaitu politik, militer, ekonomi, iptek dan budaya, memublikasikan tindakan buruk AS yang melakukan monopoli dan penindasan di bumi ini pada dunia. 


Di bidang hegemoni politik, kebijakan setiap periode pemerintah AS terhadap daerah Amerika Latin dan Karibia selalu adalah pemaksaan politik atau penindasan ekonomi, bahkan intervensi secara militer dan menggulingkan kekuasaan. Dari menghasut dan merencanakan ‘Revolusi warna’ di Benua Eropa dan Asia, sampai melancarkan ‘Musim Semi Arab’ di Asia Barat dan Afrika Utara, dengan alasan demokrasi dan HAM, AS berupaya menciptakan ketertiban negara lain bahkan seluruh dunia, tetapi yang diciptakannya malah kekacauan dan bencana, inilah runtuhnya ‘contoh demokrasi’. 

Mantan Presiden AS Jimmy Carter pernah menyatakan secara terus terang, AS adalah negara yang paling gemar berperang di dunia. Dari Afghanistan sampai Irak bahkan Suriah, hegemoni militer AS telah mengakibatkan banyak tragedi di bumi ini. 


Dengan mengandalkan likuiditas kuat dolar AS, sepanjang tahun AS memanipulasi kebijakan keuangan, sehingga mengakibatkan keguncangan pasar moneter internasional, dan depresiasi Euro yang menciptakan rekor terendah selama 20 tahun ini. Banyak negara mengalami inflasi serius, mata uang lokal mengalami depresiasi, serta pengaliran modal ke luar negeri. 

Di bidang iptek dan kebudayaan, dari membentuk ‘aliansi chip’, ‘internet bersih’ dan lingkaran kecil teknologi lainnya, sampai membuat kabar palsu untuk menyerang negara lain, bahkan mengontrol media untuk menghasut masyarakat, AS tetap melakukan hegemoni. 


Mengupayakan hegemoni, mempertahankan hegemoni, dan menyalahgunakan hegemoni, demi kekuasaannya sendiri, AS selalu mengorbankan keselamatan negara lain, menghalangi pembangunan negara lain, dan mengorbankan kesejahteraan negara lain.