Kemenlu: Peristiwa Peledakan “Nord Stream” Adalah Sabotase Sengaja

2023-02-23 13:41:27  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin hari Rabu kemarin (22/2) di Beijing menunjukkan, semakin banyak informasi telah membuktikan bahwa peristiwa peledakan pipa gas “Nord Stream” bukan kecelakaan, melainkan sabotase yang dilakukan dengan sengaja.

Dikabarkan, atas permintaan Rusia, Dewan Keamanan PBB telah mengadakan perdebatan terbuka seputar peledakan pipa gas “Nord Stream” yang menyambung Rusia dan Jerman. Ketika menjawab pertanyaan terkait, Wang Wenbin menyatakan,“pipa gas ‘Nord Stream’ adalah fasilitas infrastruktur lintas wilayah dan jaringan induk penyaluran energi, peristiwa peledakan tersebut telah berimbas serius terhadap pasar energi global dan lingkungan ekologis, dan membuat sejumlah besar perusahaan dan rumah tangga di Eropa menghadapi kekurangan energi pada musim dingin lalu. Tiongkok mendukung penyelidikan yang obyektif, adil dan profesional terhadap peristiwa tersebut agar dapat sedini mungkin menemukan duduk perkara. PBB sebagai lembaga internasional yang paling berwibawa dan representatif, dapat mengembangkan peranan positif dan konstruktif untuk penyelidikan internasional. Kami juga menyambut baik atas rancangan resolusi DK PBB yang diajukan Rusia,” tutur Wang.

Wang Wenbin menekankan bahwa, peledakan pipa gas alam “Nord Stream” tidak hanya merupakan masalah ekonomi, tapi juga masalah kesejahteraan rakyat, lebih-lebih masalah politik yang berkaitan dengan keamanan dan kestabilan seluruh Eropa.

“Semakin banyak informasi telah membuktikan bahwa, peristiwa tersebut bukan kecelakaan melainkan sabotase sengaja. Jika penyelidikan gagal menemukan motif dan pelaku di balik sabotase,  maka hal itu bakal memberi lebih banyak oportunitas kepada pihak yang berniat jahat, sehingga situasi keamanan global akan menjadi semakin guncang. Hal tersebut berkaitan erat dengan kepentingan dan keprihatinan setiap negara. Menghadapi informasi dan bukti yang konkret, sikap enteng dari negara terkait yang menyebut hal tersebut ‘sepenuhnya adalah kebohongan dan HOAKS’ ternyata tidak bisa memberi pertanggungjawaban sebagai tanggapan kepada pertanyaan dan keprihatinan seluruh dunia, dan juga tidak berarti fakta dapat ditutupi. Kami berharap pihak terkait mendengarkan imbauan masyarakat internasional yang menuntut percepatan penyelidikan untuk mengungkapkan kenyataan melalui penyelidikan obyektif dan adil. Hanya dengan demikian barulah dapat menjaga keamanan infrastruktur lintas wilayah serta memelihara perdamaian dan ketenteraman kawasan dan seluruh dunia,” ujar Wang.