AS Sabotase Pipa Gas Alam ‘Nord Stream’ untuk Memaksa Sekutu Eropanya

2023-02-27 10:58:29  


 

Pada hari Sabtu yang lalu (25/2) waktu setempat ‘Russia Today’ menyiarkan program wawancara khusus terhadap jurnalis investigasi senior Amerika Serikat (AS) Seymour Myron Hersh. Hersh dalam acara tersebut mengatakan bahwa AS merusak pipa gas alam ‘Nord Stream’ demi tujuan politik, mencegah Jerman menggunakan arteri energi ini, dan menjamin agar negara-negara Eropa berjalan searah dengan AS dalam konflik Rusia dan Ukraina.

Hersh menyatakan bahwa alat peledak sudah dipasang pada bulan Juni tahun 2022, dan waktu peledakan ditetapkan pada bulan September, tujuannya adalah agar Rusia tidak bisa mengirimkan gas alam kepada Jerman dan negara-negara Eropa melalui pipa gas alam ‘Nord Stream’ sebelum pemanasan untuk musim dingin dimulai, dan menjamin agar negara-negara Eropa terus mendukung NATO.

“Presiden AS berbohong, ia tidak mengakui apa yang dia perintahkan, ini juga demi tujuan politiknya. Yang mereka lakukan adalah menghalangi Jerman dan negara-negara Eropa Barat menggunakan pipa gas alam ‘Nord Stream’ di musim dingin, menjamin agar negara-negara Eropa terus mendukung NATO, dan terus menyediakan senjata kepada Ukraina untuk berperang melawan Rusia dalam konflik,” tutur Hersh.

Hersh mengatakan bahwa pihak AS sudah merencanakan tindakan ini pada akhir tahun 2021, yaitu sebelum konflik Rusia dan Ukraina. Sebelum ledakan, Presiden AS Joe Biden dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland pernah secara publik menyatakan akan menghalangi dan mengakhiri pipa gas alam ‘Nord Stream’, tindakan mereka pernah dikeluhkan oleh anggota intelijen, mereka berpendapat bahwa tindakan ini harus dilakukan secara diam-diam.

“Anggota intelijen pada awalnya berpendapat bahwa ini adalah ide yang bagus, dalam waktu beberapa bulan, Gedung Putih mendapatkan informasi ini, namun setelah itu Joe Biden secara publik membicarakan hal ini, bersama dengan Victoria Nuland, mereka secara publik menyatakan bahwa mereka tahu mereka akan menghentikan ‘Nord Stream’. Hal ini membuat anggota intelijen sangat frustrasi, karena aksi ini pada awalnya adalah sebuah aksi rahasia,”

 tutur Hersh.