Menurut kabar, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengirim surat undangan kepada pemimpin negara terkait untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Demokrasi ke-2 yang akan digelar pada akhir bulan Maret ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin di depan jumpa pers hari Rabu kemarin (15/3) menyatakan, apa yang disebut sebagai KTT Demokrasi tersebut sebenarnya justru anti-demokrasi. Satu tahun sebelumnya, AS mengadakan ‘KTT Demokrasi Pemimpin’ dengan menjunjung bendera ‘demokrasi’, secara terang-teranga mengadakan pembatasan dengan ideologi, menimbulkan perpecahan di dunia, menjadi lelucon yang menodai dan menginjak-injak semangat demokrasi, sepenuhnya mengungkapkan sifat asli AS yang ‘menjunjung demokrasi palsu dan melakukan hegemoni sejati sehingga telah dikritik dan ditentang banyak negara.
Wang Wenbin menunjukkan, sejumlah tokoh AS menyebut dirinya sendiri sebagai mercusuar demokrasi, tapi sebenarnya seperti apakah demokrasi AS? Kita seharusnya mendengar penilaian rakyat AS dan rakyat seluruh dunia. Menurut hasil survei Pusat Riset Pew, hanya terdapat sekitar seperlima warga AS yang percaya pada pemerintah federal AS, angka tersebut berada pada kisaran terendah dalam sejarah. Menurut laporan yang dirilis bersama oleh Perusahaan Dalia Research Jerman dan Uni Demokrasi Internasional, di seluruh dunia terdapat 43 persen responden menganggap bahwa demokrasi di negerinya terancam oleh AS.