Kunjungan Xi Jinping ke Rusia adalah Sebuah Perjalanan yang Bersahabat, Bekerja Sama dan Damai

2023-03-23 11:14:43  

Atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan kunjungan kenegaraan di Rusia pada tanggal 20-22 Maret lalu. Seusai kunjungan tersebut, Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang menyatakan kepada media bahwa kunjungan Xi Jinping kali ini adalah sebuah perjalanan yang bersahabat, bekerja sama serta damai yang menarik perhatian seluruh dunia.

Qin Gang menyatakan, kunjungan kali ini telah membuka lembaran baru diplomasi kepala negara Tiongkok tahun ini. Dengan waktu yang istimewa, latar belakang yang rumit, makna yang kaya serta hasil yang bernas, kunjungan Presiden Xi kali ini telah menunjukkan karakter kebijakan diplomasi Tiongkok yang independen dan damai, serta wawasan luas Tiongkok untuk mendorong perdamaian dunia. Opini publik umumnya menganggap bahwa kunjungan kali ini adalah sebuah peristiwa besar yang berpengaruh terhadap geopolitik global, memperlihatkan citra internasional Tiongkok sebagai pembangun perdamaian, serta menunjukkan peranan dan akuntabilitas Tiongkok sebagai negara besar. Kunjungan ini akan memberikan lebih banyak stabilitas bagi situasi internasional yang kompleks, dan bermanfaat untuk mendorong multipolarisasi dunia dan demokratisasi hubungan internasional.

Qing Gang menyatakan, pada tahun 2013, setelah terpilih sebagai Presiden Tiongkok, yang pertama dikunjungi oleh Xi Jinping adalah Moskwa. Sepuluh tahun kemudian, Presiden Xi Jinping kembali memilih Rusia sebagai kunjungan pertamanya dalam jabatan periode barunya, ini sepenuhnya bukan sebuah kebetulan, namun adalah keputusan politik yang diambil setelah melalui pertimbangan yang mendalam. Hubungan Tiongkok-Rusia tidak bersekutu, tidak berkonfrontasi dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga. Hubungan kedua negara menjunjung sikap saling menghormati, saling percaya, dan tidak hanya mendorong kebangkitan masing-masing, tapi juga berupaya memelihara keadilan internasional, menjadi teladan hubungan antar negara-negara besar.

Qin Gang memperkenalkan bahwa sejak krisis Ukraina meletus, Tiongkok selalu berpegang teguh pada pendirian yang objektif dan adil, serta aktif mendorong perundingan damai. Selama kunjungan kali ini, pemimpin Tiongkok dan Rusia mengadakan pertukaran seputar Krisis Ukraina secara tulus dan mendalam. Rusia mengapresiasi pendirian adil, objektif dan seimbang yang dipertahankan Tiongkok, Rusia juga telah meneliti dokumen pendirian Tiongkok secara rinci. Rusia bersikap terbuka dalam perundingan perdamaian, dan menyambut Tiongkok memainkan peranan konstruktif dalam hal ini. Pernyataan bersama yang ditandatangani pemimpin kedua negara juga sekali lagi menekankan bahwa tujuan dan prinsip piagam PBB harus ditaati, dan hukum internasional harus dihormati. Pihak Rusia menekankan kembali akan berupaya keras untuk sedini mungkin menghidupkan kembali perundingan damai, dan menyambut Tiongkok memainkan peranan positifnya dalam menyelesaikan krisis Ukraina melalui pendekatan politik dan diplomatik.

Qin Gang menyatakan, Tiongkok tidak mempunyai keegoisan politik, tidak memanipulasi geopolitik, mendorong perundingan perdamaian dengan tulus, dan mendorong gencatan senjata, semua ini memperlihatkan pertanggungjawaban Tiongkok sebagai negara besar, serta diplomasi era baru yang berkarakteristik Tiongkok dalam penyelesaian masalah internasional, sesuai dengan kepentingan dan harapan rakyat mayoritas negara di dunia termasuk Rusia dan Ukraina.