Perdana Menteri Kamboja Hun Sen baru-baru ini menyatakan, perkembangan Tiongkok menguntungkan Kamboja bahkan seluruh ASEAN, dan perkembangan Tiongkok tidak dapat dihalangi. Ia menegaskan bahwa persaingan buruk sama dengan saling merugikan, dan hanya melalui kerja sama barulah dapat terwujud saling menguntungkan dan menang bersama. Kamboja tidak akan “berkelompok” dengan negara mana pun untuk menindas negara lain.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan, apa yang dikatakan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen sepenuhnya mencerminkan suara hati negara-negara di kawasan ini yang menentang konfrontasi dan ancaman. Hal itu juga sepenuhnya menunjukkan bahwa persekongkolan dan pemutusan hubungan secara paksa di kawasan ini adalah sangat tidak terpuji dan bertentangan dengan aspirasi masyarakat.
Mao Ning selanjutnya menegaskan, Tiongkok selalu berpegang teguh pada pedoman “keramahan, ketulusan, saling menguntungkan, dan inklusivitas”, terus memperdalam kerja sama saling menguntungkan antar negara di kawasan ini. Pemberlakuan RCEP pada tahun lalu telah mendorong pertumbuhan perdagangan Tiongkok dengan ASEAN sebesar 15 persen. Sementara itu, volume total ekspor produk pertanian negara-negara ASEAN ke Tiongkok meningkat secara signifikan untuk mencapai 21,3 persen. Tiongkok selalu menganjurkan dan mendorong ekonomi dunia tipe terbuka, dan akan mempercepat keterbukaan berlevel tinggi, mendorong pembangunan bermutu tinggi, dan memberikan tenaga penggerak berkelanjutan bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi dunia, terutama negara-negara di sekitar.