Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini menyatakan harapannya agar AS dapat kembali ke Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning dalam jumpa pers hari Jumat kemarin (24/3) mengatakan, lembaga internasional adalah platform kerja sama internasional, bukanlah gelanggang untuk geopolitik. Jika AS dapat secara obyektif menilai peranan positif Tiongkok di UNESCO, maka Tiongkok akan menyatakan sambutan baik.
Diberitakan, Menlu AS hari Rabu lalu (22/3) menyebut Tiongkok adalah kontributor terbesar di UNESCO, dan Tiongkok memiliki pengaruh signifikan. Jika AS absen dari organisasi tersebut, maka akan kehilangan peluang untuk menata ulang UNESCO. Oleh karena itu AS seharusnya kembali bergabung dengan organisasi tersebut.
Mao Ning menunjukkan, AS sudah dua kali mengundurkan diri dari UNESCO, dan telah menimbulkan dampak negatif terhadap organisasi tersebut.
“Jika AS ingin kembali ke UNESCO, maka kami mengharapkan AS berasas tujuan untuk memikul tanggung jawab internasional dan memenuhi kewajibannya, serta mendukung multilateralisme, dan mendorong kerja sama internasional. Sementara itu, AS hendaknya berintrospeksi atas kesalahannya seperti tingkah lakunya yang mengingkari janji dan selalu memprioritaskan AS, agar dapat memperlihatkan itikad baik dan kejujurannya untuk mematuhi peraturan internasional serta menghormati tata hukum internasional. Hanya dengan demikian, AS barulah dapat memperoleh kepercayaan masyarakat internasional, dan mendapat dukungan para anggota UNESCO,” demikian ujar Mao Ning.