Pahlawan Indonesia Diperingati di Tiongkok

2023-04-01 14:09:50  


Menjelang Festival Ceng Beng yang jatuh pada tanggal 5 April, diadakan even pembacaan puisi untuk memperingati para pahlawan yang mengorbankan dirinya untuk kemerdekaan Tiongkok di Taman Karya Ukiran Internasional Beijing Jum`at kemarin (31/3). Even pembacaan puisi tersebut diselenggarakan oleh pemerintah Distrik Shijingshan, Kota Beijing dengan dihaidri pejabat pemerintah Distrik Shijingshan, Counsellor Pensosbud dan Budaya Kedutaan Besar Indonesia untuk Tiongkok Dewi Avilia, serta musisi dan seniman terkenal Tiongkok dan mancanegara.

Pada even pembacaan puisi tersebut, dibaca puisi-puisi dari Tiongkok dan mancanegara, untuk merenungkan dan memperingati para pahlawan bangsa Tiongkok dan tokoh-tokoh internasional yang berjuang keras bahkan mengorbankan dirinya untuk kemerdakaan Tiongkok dengan diiringi musik-musik yang dimainkan oleh musisi Tiongkok dan mancanegara.

Pada kesempatan itu, Counsellor Pensosbud KBRI Beijing, Ibu Dewi Avilia menyampaikan pesan bahwa perjuangan, pengorbanan dan kesetiaan merupakan tiga kata yang tepat untuk menggambarkan makna dari perayaan Festival Cheng Beng. Di Indonesia, Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Peringatan Hari Pahlawan 10 November adalah untuk mengingat pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. Saat ini peringatan Hari Pahlawan di Indonesian yang jatuh setiap tanggal 10 November tidak hanya untuk memperingati pertempuran di Surabaya tetapi dimaknai secara luas, yaitu untuk mengenang jasa para penjuang kemerdekaan termasuk perjuangan bangsa Indonesia khususnya tenaga kesehatan dalam menanggulangi wabah Covid-19. Indonesia dan Tiongkok memiliki fondasi yang kuat untuk terus meningkatkan kerja sama, salah satu dari fondasi itu adalah peringatan Ceng Beng yang juga diadakan oleh etnis Tionghoa di Indonesia yang jatuh pada tanggal 5 April 2023. 

Sekretaris 1 Pensosbud KBRI Beijing, Bapak Destarata H Mustafa dengan penuh perasaan membaca puisi  “Karawang-Bekasi”, karya Chairil Anwar. Pembacaan tersebut sangat mengharukan para hadirin. Selain itu, Ibu Titik Parmuji, isteri Bapak Risnandar sebagai dosen musik di Perguruan Tinggi Beijing, menyajikan tarian Jawa Tengah. Hendy Yuniarto, Guru bahasa Indonesia di Beijing Foreign Studies University, menceritakan apa yang disaksikannya mengenai hubungan persahabatan dan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia selama 7 tahun yang dia hidup di Tiongkok.