Perubahan Signifikan Situasi Timur Tengah Pasca Rekonsiliasi Arab Saudi dan Iran di Beijing

2023-04-11 10:57:35  

Tanggal 10 April menandai satu bulan genap sejak dialog Arab Saudi dan Iran di Beijing. Selama satu bulan ini, kabar yang baik dan kemajuan baru turut bergema di kawasan Timur Tengah. Kunjungan timbal balik, jabatan tangan dan pembicaraan turut terjadi dan mendorong arus utama rekonsiliasi di kawasan Timur Tengah.


Hari Sabtu kemarin (8/4) waktu setempat, delegasi diplomatik Arab Saudi tiba di Tehran,ibu kota Iran, dalam rangka membahas detail pekerjaan pembukaan kembali kedutaan besar satu sama  lain. Sebelumnya, menteri luar negeri kedua negara telah bertemu di Beijing dan sempat mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik bilateral. Pekerjaan tersebut terpantau sangat cepat dengan efisiensi tinggi, Arab Saudi dan Iran terus maju dalam jalan rekonsiliasi berdasarkan peta jalan dan jadwal yang ditetapkan dalam dialog di Beijing, dan sempat menunjukkan ketulusan rekonsiliasi dengan tindakan nyata.

Arab Saudi dan Iran sama-sama adalah negara utama di kawasan Timur Tengah, tapi mempunyai perselisihan bersejarah lama. Saat ini mereka di bawah dorongan Tiongkok sudah mencapai rekonsiliasi melalui dialog dan perundingan, dan justru memberikan panutan penting bagi negara-negara di kawasan untuk menyelesaikan konflik melalui dialog dan konsultasi.


Seiring dengan rekonsiliasi Arab Saudi dan Iran, proses perdamaian di Yaman pun menyambut momentum penting. Kalau proses tersebut dapat mencapai kemajuan riil, dan hal tersebut akan menjadi sebuah panutan sukses penting bagi negara-negara Timur Tengah untuk secara mandiri menyelesaikan perselisihan internal melalui dialog dan konsultasi.


Coba lihat interaksi antara Suriah dan negara-negara Arab. Bulan Maret lalu, Arab Saudi dan Suriah mencapai kesepakatan seputar pembukaan kembali kedutaan besar satu sama yang lain, dan pemilihan hubungan Arab Saudi dan Suriah pun berarti bahwa Suriah bakal kembali ke pangkuan keluarga besar Arab.

Lagi pula ada menghangatnya hubungan Turki dan Mesir. Pada akhir Maret lalu, menteri luar negeri Turki dan Mesir bertemu di Kairo, dan hal tersebut merupakan pertama kalinya Turki mengirim pejabat tingkat menteri berkunjung ke Mesir. Kedua belah pihak mengumumkan bakal memulihkan hubungan bilateral ke tingkat duta besar pada saat yang tepat.

Situasi Timur Tengah sangat kompleks, dan arus rekonsiliasi pun sangat berharga. Sejumlah analis berpendapat bahwa hal tersebut merupakan hasil yang didorong bersama faktor internal dan eksternal. Dipantau dari faktor internal, rakyat Timur Tengah sudah menderita perang dalam jangka panjang, dan punya keinginan keras terhadap perdamaian. Dipantau dari faktor eksternal beberapa tahun lalu Amerika Serikat mempercepat pelarian diri dari Timur Tengah, dan mengalihkan perhatian dan sumber dayanya ke Asia Pasifik. Sejumlah besar negara-negara Timur Tengah berpendapat bahwa Washington telah membuangkan komitmen keamanan tradisional kepada negara sekutunya, tidak dapat diandalkan. Kesadaran negara-negara Timur Tengah untuk mengupayakan independen strategis telah ditingkatkan secara nyata . Sementara itu konflik Rusia dan Ukraina pun memberi peringatan kepada negara-negara Timur Tengah bahwa seharusnya melepaskan intervensi eksternal, dan meningkatkan solidaritas dan koordinasi,supaya nasib dan masa depan Timur Tengah dapat dengan sungguh-sungguh dipegang oleh negara-negara kawasan sendiri.


Selama proses tersebut, pendirian adil yang dipegang Tiongkok yakni tidak memihak, tidak mengupayakan kepentingan pribadi dan tidak membentuk kelompok kecil sempat mendapat keyakinan dari negara-negara Timur Tengah. Inisiatif Keamanan Global (GSI) yang diajukan Tiongkok disambut baik oleh negara-negara Timur Tengah dan masyarakat internasional. Yang terpenting ialah Tiongkok telah mengikuti arus utama Timur Tengah yang mengupayakan perdamaian dan perkembangan. Ternyata bahwa Tiongkok dengan akurat memahami arus utama perdamaian dan pembangunan Timur Tengah bahkan seluruh dunia.

Dalam proses rekonsiliasi Timur Tengah tersebut, Tiongkok akan terus berperan sebagai pendorong keamanan dan kestabilan, koordinator pembangunan dan kemakmuran dan pendukung solidaritas dan independen di Timur Tengah. Masyarakat internasional dapat yakin bahwa rekonsiliasi Arab Saudi dengan Iran bakal menjadi setapak penting bagi umat manusia untuk melampaui konflik dan merealisasi kerujukan antara satu sama yang lain.