Ketika Dua Negara Berkembang Terbesar di Belahan Bumi Timur dan Barat Bertemu Kembali

2023-04-12 11:13:20  


Tiongkok dan Brasil Berjarak sejauh 18,8 ribu kilometer lebih, masing-masing adalah negara berkembang terbesar di belahan Bumi timur dan barat. Menjelang kunjungan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva ke Tiongkok pada Rabu hari ini (12/4), dua negara besar di belahan Bumi timur dan barat akan bertemu kembali.



Inilah kunjungan kenegaraan ketiga yang dilakukan Presiden Lula di Tiongkok, juga merupakan kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah dia menjabat sebagai Presiden Brasil untuk yang ketiga kalinya pada bulan Januari lalu di usia 77 tahun. Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam surat ucapan selamatnya menekankan, Tiongkok dan Brasil adalah negara berkembang besar dan negara emerging market penting yang memiliki pengaruh global, dan sebagai mitra strategis komprehensif satu sama lain, kedua negara memiliki kepentingan bersama yang luas dan mengemban tugas pembangunan yang sama.

Topik ekonomi menjadi salah satu fokus dalam perjalanan Lula kali ini. Dewasa ini, Brasil menghadapi tekanan berat pemulihan pasca pandemi, Lula berupaya mendorong ‘reindustrialisasi’ Brasil. Sedangkan Tiongkok sedang mendorong pembangunan berkualitas tinggi dan keterbukaan bertaraf tinggi, hal ini akan menyediakan peluang kemenangan bersama untuk berbagai negara di dunia termasuk Brasil. Sebelum keberangkatan Lula ke Tiongkok, sejumlah besar pejabat dan pengusaha Brasil sudah tiba di Beijing terlebih dahulu. Agencia EFE melaporkan, jumlah delegasi bisnis Brasil mencapai 240 orang, telah menciptakan rekor yang baru. Menteri Pertanian Brasil Carlos Favaro dalam wawancaranya di Beijing mengatakan, “Kami ingin menjalin lebih banyak kerja sama dengan Tiongkok, bersama-sama meningkatkan kapasitas dan produksi satu sama lain.”



Sementara itu, ada kabar baik yang menguntungkan fasilitas investasi perdagangan Tiongkok-Brasil. Pada akhir bulan Maret ini, pemerintah Brasil menyatakan, pihaknya sudah mencapai persetujuan dengan Tiongkok untuk melakukan perdagangan dengan mata uangnya sendiri. Menurut komentar pakar senior kalangan ini, persetujuan ini bermanfaat untuk ‘menghindari interferensi unsur dolar, dan mencegah kenaikan biaya perdagangan’

Yang patut disebut ialah kerja sama iptek merupakan pilar penting lainnya dalam kerja sama Tiongkok-Brasil. Kerja sama ini dimulai dari tahun 1980-an, sampai sekarang kedua pihak sudah mencapai serangkaian hasil iptek termasuk Program Satelit Sumber Daya Bumi Tiongkok-Brasil, pusat penelitian dan inovasi teknologi nano, pusat iklim dan energi, dan lain sebagainya. Di antaranya, Program Satelit Sumber Daya Bumi Tiongkok-Brasil disebut sebagai ‘teladan kerja sama Selatan-Selatan’, dan memainkan peranan sebagai teladan dalam mematahkan monopoli teknologi negara maju.



Dunia luar sangat memperhatikan kunjungan Lula ke Tiongkok kali ini, karena sebagai negara berkembang terbesar di belahan Bumi timur dan Barat, kedua negara sama-sama menentang hegemonisme dan politik kekuasaan, serta sama-sama mendukung multilateralisme sejati. Kedua negara memelihara kerja sama yang erat di organisasi internasional dan sistem multilateral seperti PBB, WTO, G20 dan BRICS, perkembangan hubungan satu sama lain tidak hanya menguntungkan kedua pihak, namun juga bermanfaat bagi seluruh dunia. Diyakini, di bawah pimpinan pemimpin kedua negara, kerja sama bersahabat yang saling menguntungkan Tiongkok-Brasil akan mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi baru untuk mendorong kestabilan dan kemakmuran kawasan ini maupun seluruh dunia.