Lihatlah Betapa Jahatnya Momok “Kerajaan Peretas”

2023-05-06 14:10:47  

Pusat Tanggap Darurat Virus Komputer Nasional Tiongkok (CVERC) dan perusahaan keamanan siber 360 mengumumkan sebuah laporan investigasi yang mengungkapkan rangkaian kegiatan spionase yang dilakukan Badan Intelijen Pusat AS atau CIA di seluruh dunia. Dari aksinya yang sejak lama mengumpulkan informasi baik milik pemerintah maupun perusahaan dan warga negara lainnya, serta aksi subversinya dengan melakukan ‘peralihan secara damai” dan “revolusi warna’ di luar negeri, maka terungkaplah wajah asli AS sebagai ‘kerajaan peretas’ dan CIA yang berlagak sebagai kaki tangannya terus mengancam keamanan dan pembangunan global.

Setelah berakhirnya perang dingin, AS mengalihkan upayanya untuk memelihara hegemoni unipolarnya ke jaringan internet. Pada 1995, Departemen Pertahanan AS dalam sebuah laporannya menunjukkan bahwa internet bisa digunakan untuk menyerang. Setelah memasuki abad ke-21, melalui perjuangan setiap pemerintahan AS, pada akhirnya terbentuklah strategi siber internet yang sangat bersifat ofensif. Adapun CIA juga berubah menjadi ‘tangan hitam’ internet dengan mengembangkan sejumlah besar senjata untuk tujuan serangan siber.

Pada 2020, PT 360 Tiongkok secara independen menemukan organisasi APT yang belum pernah diketahui dunia luar. APT adalah sebuah organisasi yang khusus melakukan serangan siber dan pencurian informasi dari Tiongkok dan negara-negara yang bersahabat dengan Tiongkok.

Hasil analisis empiris menunjukkan bahwa senjata AS untuk serangan siber sudah mencakup nyaris semua jaringan internet dan IoT di seluruh jagad. Dengan demikian dia dapat sewaktu-waktu mengontrol jaringan internet di negara lain untuk mencuri data-data penting dan sensitif milik negara lain. Ternyata AS adalah peretas sejati nomor wahid dunia. Adapun korbannya selain Tiongkok masih terdapat banyak negara lainnya.

Dengan menyandang gelar ‘kerjaan peretas’, maka AS bisa menghalalkan segala caranya untuk melakukan hegemoni layanan teknologi. Menurut statistik, selama puluhan tahun lalu, CIA sedikitnya telah menggulingkan atau mencoba menggulingkan 50 pemerintah sah negara lain, dan telah memicu banyak kerusuhan di negara-negara terkait. Tiongkok dalam laporan terbarunya telah menganalisis beragam teknik yang digunakan dalam peristiwa-peristiwa tersebut, membelejeti lima modus yang digunakan CIA untuk melancarkan ‘revolusi warna’, dan membuktikan bahwa CIA telah melakukan ‘revolusi warna’ dalam jumlah besar di seluruh dunia dengan mengandalkan teknik siber yang perkasa dan teknik telekomunikasi yang canggih.

Sejak lama momok CIA telah sangat melukai dunia, dan dalam proses itu hanya CIA yang mendapat keuntungan karena telah memperoleh lebih banyak biaya, lebih banyak sumber daya dan lebih banyak kekuasaan. Ibarat sel-sel kanker di tubuh manusia, CIA terus melakukan ekspansi diri serta berperan sebagai ‘kerjaan peretas’ dan ‘sumber kerusuhan’ terbesar di dunia. Akan tetapi, apa pun yang dilakukannya pasti akan merugikan dirinya sendiri.