Kembalinya Suriah ke Liga Arab, Suatu Hal di Luar ‘Skrip AS’

2023-05-09 15:22:23  

Pada hari Minggu lalu (7/5), akhirnya Suriah kembali ke keluarga Liga Arab setelah terisolasi selama 12 tahun.Pertemuan khusus Menlu Liga Arab memutuskan, “mulai dari sekarang, kualifikasi delegasi pemerintah Suriah dalam Dewan Liga Arab serta semua pertemuan organsasi dan lembaga terkait dipulihkan”. Dunia luar berpendapat, ini merupakan sebuah peristiwa monumental lagi dalam proses rekonsiliasi Timur Tengah setelah Arab Saudi dan Iran berjabatan tangan di Beijing.


Dilihat dari sudut pandang evolusi situasi Timur Tengah yang lebih luas, berdamainya Arab Saudi dan Iran di Beijing secara langsung mendorong kembalinya Suriah ke Liga Arab. Karena Arab Saudi dan Iran mendukung kekuatan yang berbeda dalam krisis Suriah, rekonsiliasi kedua negara tersebut tentu saja meredakan ketegangan Suriah dengan negara-negara Liga Arab.


Yang lebih penting lagi, di tengah perubahan drastis dunia saat ini, negara-negara Arab berturut-turut “menyadari” situasi internasional. Amerika Serikat sudah lama mengintervensi urusan intern Timur Tengah, memprovokasi perpecahan sehingga menimbulkan konflik dan perang yang tak kunjung habis. Rakyat Timur Tengah semakin menyadari bahwa nasib mereka harus dikuasai mereka sendiri.


Komunitas internasional pada umumnya menyatakan sambutan yang baik atas kembalinya Suriah ke Liga Arab. Analis berpendapat, keputusan bijaksana ini tidak hanya menguntungkan peningkatan kerja sama regional, perbaikan ekonomi serta pembangunan kembali pasca perang di Suriah tapi juga meningkatkan bobot Liga Arab di dunia internasional sehingga mewujudkan daya kohesi politik negara-negara Arab dan dapat memainkan peranan lebih penting di arena internasional; sementara  juga bermanfaat untuk mengumpulkan kesepahaman dalam penyelesaian krisis Suriah secara politik, sekaligus mendorong rekonsiliasi lebih lanjut Timur Tengah.

Belakangan ini, Washington terus bermacam-macam di Timur Tengah karena itu tidak mengikuti “skrip AS”. Akan tetapi, AS sulit menghambat tren rekonsiliasi Timur Tengah. Dari berdamainya Arab Saudi dan Iran, sampai kembalinya Suriah ke Liga Arab, negara-negara Timur Tengah telah mengeluarkan sinyal yang jelas, yakni mengupayakan perdamaian, ingin berkembang dan ingin menempuh jalannya sendiri. 


Situs web Modern Diplomacy berkomentar, “Sejalan dengan menurunnya daya pengaruh AS di Timur Tengah, isu Timur Tengah mulai mendapat penyelesaian, dan musim semi Timur Tengah pun akan tiba”.