Hilangkan Resiko? Pelepasan Keterkaitan dengan Tiongkok Baru Adalah Resiko

2023-05-27 13:27:44  

Suatu survei Kamar Dagang AS-Tiongkok menunjukkan, 66% perusahaan AS di Tiongkok menyatakan akan memelihara atau menambah investasi di Tiongkok pada dua tahun mendatang. Laporan yang dikeluarkan Kamar Dagang Eropa-Tiongkok mengatakan, hampir 60% perusahaan peserta survei menyatakan akan melakukan penambahan sedang atau penambahan nyata pengeluaran penelitian di Tiongkok pada lima tahun mendatang. Survei Kamar Dagang Australia-Tiongkok menemukan, 60% ke atas perusahaan Australia memandang Tiongkok sebagai destinasi investasi urutan ketiga terdepan di dunia.

Hal ini pun dapat menjelaskan mengapa semakin tingginya data pemanfaatan modal asing di Tiongkok. Dari Januari sampai April tahun ini, nilai modal asing ril yang dimanfaatkan di Tiongkok hampir 500 miliar yuan RMB, naik 2,2% dibandingkan periode sama tahun lalu. Di antaranya relatif cepat peningkatan investasi riil Prancis, Inggris dan Korea Selatan terhadap Tiongkok.

Yang patut dicatat, tidak cukup banyak perusahaan asing menanam modal untuk membuka toko atau pabrik saja, mereka sedang lebih banyak menempatkan pusat penelitian di Tiongkok. Ada analisis menunjukkan, prospek pasar, ruang keuntungan, lingkungan kreatif serta kelanjutan kebijakan adalah faktor penting yang dipertimbangkan perusahaan di bidang investasi.

Tiga tahun yang lalu, pandemi Covid-19 ditambah lagi kegoncangan situasi geopolitik internasional mengakibatkan ekonomi global terperosok dalam kemerosotan. Sedangkan, stabilnya lingkungan perkembangan, majunya dalam kestabilan pertumbuhan ekonomi, populasi 1,4 miliar jiwa, pasar super besar dengan kelompok pendapatan sedang sebanyak 400 juta lebih di Tiongkok menjadi daya tarik bagi modal asing. Laporan terbaru yang diumumkan PBB menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok sampai 5,3% dari 4,8%. IMF memperkirakan, tingkat kontribusi Tiongkok terhadap pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 34,9%. Bagi perusahaan, mendekati pasar justru seperti mendekati sumber air, maka Tiongkok dengan perkembangan berkualitas sebagai pasar besar ini tak dapat disia-siakan.

Bagaimana produksi dengan efisiensi tinggi, menurunkan biaya secara langsung mempengaruhi perkembangan perusahaan. Tiongkok memiliki sistem industri yang terbesarnya skalanya, paling lengkap jenis dan fasilitas, ini bermanfaat bagi perusahaan modal asing untuk memperoleh bahan mentah dan komponen pelengkap yang berkualitas dengan biaya yang relatif rendah, agar meningkatkan kemampuan untuk beruntung. Sementara itu, pembangunan infrakstruktur yang kuat di Tiongkok pun dapat menghemat biaya perusahaan. Lima tahun terakhir ini, tingkat pengembalian investasi langsung perusahaan asing di Tiongkok sebanyak 9,1%, menduduki urutan terdepan di dunia.

Bagi perusahaan, perwujudan eskalasi dnegan inovasi adalah kunci untuk memelihara daya hidup. Keunggulan inovatif Tiongkok tahun-tahun terakhir ini semakin menonjol. Dalam Indeks Inovasi Global 2022 yang diumumkan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia, urutan Tiongkok naik ke nomor 11, terus naik dalam 10 tahun berturut-turut. 2022, biaya penelitian Tiongkok pertama kali menerobos 3 triliyun yuan RMB, bertambah 10,4% dibandingkan 2021. Menanam modal di Tiongkok yang inovatif, yang diperoleh bagi perusahaan asing tidak hanya keuntungan saja, tapi masih ada peluang pada masa depan.

Sementara itu, kebijakan Tiongkok yang terus memperluas keterbukaan memberikan harapan bagi perusahaan asing. Lingkungan bisnis marketisasi, legalisasi dan internasionalisasi terus disempurnakan. Hasil survei terbaru oleh Asosiasi Promosi Perdagangan Tiongkok atau CCPIT menunjukkan, 97% responden dari perusahaan modal asing memberi nilai puas akan kebijakan modal asing yang dikeluarkan pemerintah Tiongkok sejak triwulan tahun lalu. Belakangan ini, Ekspo Tiongkok-Eropa Tengah dan Timur ke-3 sukses digelar, selama ekspo ini, 62 proyek modal asing ditandatangani dengan nilai investasi total 17,78 miliar dolar AS, naik 17,7% dibandingkan periode sama tahun lalu. Serangkaian platform keterbukaan yang dibuka oleh Tiongkok sedang membantu perusahaan asing untuk lebih baik masuk ke pasar Tiongkok dan berbagi profit pembangunan bersama-sama.

Kini, ekonomi dunia menghadapi tantangan termasuk unilateralisme dan proteksinisme. Sejumlah kecil negara selalu mengklaim pelepasan keterkaitan, sambil membuat frasa ’Hilangkan Resiko’ yang disebutnya, mencoba menyembunyikan tujuan mencegat dan memukul Tiongkok. Namun fakta membuktikan, menjauhka diri atau melepaskan keterikatan dengan Tiongkok barulah resiko. Laporan penelitian Think Tank Austria memperkirakan, kalau melakukan pelepasketerkaitan dari Tiongkok, PDB Jerman satu tahun akan menurun 2%, sama dengan kerugian 60 miliar Euro.

Aturan pasar telah menyatakan, daerah yang dapat menbawakan laba adalah pilihan naluriah perusahaan. Umum yakin, Tiongkok akan terus menjadi negara yang prioritas bagi perusahaan asing untuk menanam modal.