Tiongkok Tentang Tegas Jepang Buang Air Limbah Nuklir Ke Laut

2023-05-29 10:13:42  

Konferensi Majelis Kesehatan Dunia (WHA) ke-76 digelar di Jenewa, wakil Tiongkok dalam pidatonya Sabut lalu(27/5) terkait isu pembuangan air limbah nuklir oleh Jepang menunjukkan, Tiongkok dengan tegas menentang Jepang secara sepihak memutuskan untuk membuang air limbah nuklir Hiroshima ke laut.

Wakil Tiongkok mengatakan, proses pembuangan air limbah nuklir Hiroshima akan dilangsungkan selama 30 tahun. Di sepanjang pesisir laut Hiroshima terdapat arus laut yang terkuat di dunia, di 10 tahun mendatang setelah pembuangan air limbah nuklir, elemen radioaktif terkait akan tersebar ke seluruh perairan laut di bumi. Tindakannya itu akan mengalihkan risiko kepada seluruh manusia. Hal ini bukan hal Jepang sendiri, melainkan masalah serius berkaitan dengan kesehatan publik seluruh dunia. Banyak negara dan pihak terkait telah menyatakan keprihatinan serius terhadap hal tersebut. Sebelum mencapai kesepakatan dengan berbagai pihak, Jepang tidak boleh menghidupkan proses pembuangan air limbah.

Wakil Tiongkok menunjukkan, seingkat kata, penjelasan diberikan oleh Jepang terkait pembuangan air limbah nuklir ke laut ialah kualitas air tidak terdampak dan tindakan pembuangannya adalah rasional. Penjelasan tersebut sama sekali tidak berdasar apapun, Jepang harus memberikan jawaban yang dapat dipercayakan terkait serangkaian masalah.

Pertama, jika air limbah nuklir Hiroshima adalah aman, mengapa tidak digunakan oleh Jepang sendiri? Mengapa tidak digunakan untuk pertanianian dan industrinya sendiri? Mengapa tidak dibuang ke dalam danau dan sungainya sendiri? Jepang seharusnya memberikan penjelasan bertanggung jawab.

Kedua, apakah pembuangan air limbah nuklir ke laut adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan? Kementerian Industri dan Ekonomi Jepang pernah mengajukan lima cara penanganan. Panitia ahli pemerintah Jepang berpendapat, pembuangan melaui uap, pembangunan bangunan penyimpan atau pembekuan melalui semen, biayanya terlalu tinggi, namun pembuangan ke laut merupakan cara yang paling murah, sekaligus risiko percemaran relatif rendah bagi dirinya sendiri. Terus terang, memilih cara pembuangan air limbah nuklir ke laut justru untuk menghemat uangnya sendiri, tapi akan mencelakakan seluruh dunia.

Ketiga, apa dampaknya didatangkan pembuangan air limbah nuklir ke laut kepada seluruh dunia? Air limbah nuklir langsung berkontak dengan inti reaktor yang telah tercair dalam peristiwa nuklir Hiroshima, mengandungi sebanyak 60 macam elemen radioaktif, di antaranya waktu paruh tritium adalah kurang lebih 13 tahun, sedangkan waktu paruh karbon-14 melampaui 5000 tahun lamanya. Banyak elemen nuklir masih belum bisa diproses secara efektif berdasarkan teknik sekarang, sejumlah elemen nuklir mungkin akan tersebar seiring dengan arus laut sehingga mendatangkan kebahayaan tak terduga kepada lingkungan laut dan kesehatan manusia. Jepang tahun benar air limbah nuklirnya sangat berbahaya, namun masih bersikeras untuk membuangnya ke laut, jadi apa niatnya? Tindakan Jepang yang mengusahakan kepentingan pribadi tapi merusak kepentingan bersama manusia seharusnya dikecam keras dan diboikot dengan tegas.

Wakil Tiongkok menekankan, Pasifik bukan pipa air limbah Jepang. Sebelum mengadakan penelitian dan pembahasan terhadap pembuangan air limbah nuklir ke laut dan cara pemprosesan lain sebagainya, Jepang secara sepihak memaksa risiko yang tak terduga kepada komunitas internasional, dengan segala tindakan ‘mengaburkan’ keputusan pembuangan air limbah nuklir ke laut, ini sangat tidak bertanggung jawab. Tiongkok kembali mendesak Jepang sungguh-sungguh menerapkan kewajiban internasional, berkonsultasi sepenuhnya dengan berbagai pihak terkait termasuk negara tetangga dan badan internasional, dan dengan cara teraman dan terbaik menangani air limbah nuklir dan menerima pengawasan masyarakat internasional.