Menhan Tiongkok: Kawasan Asia-Pasifik Butuh ‘Kerja Sama’ yang Terbuka dan Inklusif, Bukannya ‘Lingkaran Kecil’ yang Berkelompok

2023-06-05 14:42:41  


 

Li Shangfu mengatakan bahwa fakta telah membuktikan bahwa ke mana pun tangan hegemonisme dan politik kekuasaan diulurkan, tidak akan ada perdamaian dan perang akan merajalela. Beberapa negara dengan sembarangan mencampuri urusan dalam negeri dan urusan regional negara lain, menggunakan sanksi sepihak dan pemaksaan, meluncurkan ‘revolusi warna’ dan perang proksi di mana-mana, mengacaukan sebuah kawasan dan pergi, meninggalkan kekacauan. Hal-hal tersebut tidak boleh terjadi di kawasan Asia-Pasifik.

Beberapa kekuatan besar kembali mengusulkan ‘Strategi Indo-Pasifik’. Tiongkok percaya bahwa tak peduli apa pun strateginya, tidak boleh membuat garis berdasarkan ideologi dan membangun aliansi militer eksklusif dengan ‘ancaman imajiner’, jika tidak, akan dengan mudah jatuh ke dalam ‘ramalannya sendiri’. Upaya untuk mendorong ‘NATOisasi Asia-Pasifik’ pada dasarnya menculik negara-negara kawasan serta memperbesar konflik dan konfrontasi yang hanya akan menjerumuskan Asia-Pasifik ke dalam pusaran perpecahan, perselisihan, dan konflik. Yang dibutuhkan Asia-Pasifik saat ini adalah ‘kerja sama besar’ yang terbuka dan inklusif, bukan ‘lingkaran kecil’ yang berkelompok. Kita tidak boleh melupakan bencana parah yang dibawa oleh dua perang dunia dan Perang Dingin kepada orang-orang di semua negara, kita tidak boleh membiarkan sejarah tragis seperti itu terulang kembali.

Tiongkok menganjurkan agar keadilan melampaui hukum rimba, menggunakan rasa saling percaya dan konsultasi untuk menghapus konfrontasi dan konflik, serta menggunakan keterbukaan dan inklusivitas untuk mencegah konfrontasi antar kubu. Ketika standar dan hukum tertinggi berlaku, dunia adalah untuk umum. Tiongkok bersedia bergandengan tangan dengan negara lain di jalan menuju modernisasi, dan memberikan peluang baru bagi stabilitas dan kemakmuran dunia.